Sabtu 02 Sep 2023 08:31 WIB

Delapan Ratus Ribu Lebih Pemohon Visa Khusus Afghanistan ke AS Masih Menunggu Kepastian

Program visa dimulai pada 2009 untuk membantu warga Afghanistan yang bekerja di AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Visa Amerika Serikat.
Foto: VOA
Visa Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Laporan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengungkapkan 840 ribu warga Afghanistan yang mengajukan visa khusus dalam program pemukiman kembali yang diperuntukkan bagi warga Afghanistan yang membantu AS dalam perang di negara itu masih menunggu kepastian. Program itu dimaksudkan untuk membantu sekutu AS dalam konflik yang berlangsung selama dua dekade.

Laporan yang dirilis hari inspektur jenderal Departemen Luar Negeri AS pada Kamis (31/8/2023) menguraikan langkah-langkah yang diambil departemen tersebut untuk meningkatkan proses visa imigran khusus bagi warga Afghanistan. Namun, dua tahun setelah penarikan pasukan AS dari Afghanistan dan kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan, masih banyak tantangan yang harus dihadapi.

Baca Juga

Program visa ini dimulai pada tahun 2009 untuk membantu warga Afghanistan yang bekerja dengan orang Amerika dan menghadapi risiko yang signifikan untuk melakukannya. Program serupa diberlakukan pada warga Irak. Kedua program ini dikritik terlalu lambat, sehingga membuat para pemohon berada dalam ketidakpastian yang berbahaya.

Sejak AS meninggalkan Afghanistan, jumlah orang yang mengajukan visa telah meroket. Menurut laporan tersebut, terdapat kurang dari 30.000 pemohon pada Oktober 2021, tetapi pada Desember 2022 jumlah itu telah meningkat menjadi sekitar 155.000.

Angka-angka tersebut tidak termasuk anggota keluarga yang diizinkan untuk tinggal bersama jika aplikasi mereka disetujui. Dalam laporannya Departemen Luar Negeri AS memperkirakan hingga April tahun ini, lebih dari 840.000 pemohon program visa khusus dan anggota keluarga mereka masih berada di Afghanistan.

Tidak semua orang yang mengajukan permohonan diterima. Departemen Luar Negeri mencatat sekitar 50 persen pemohon tidak memenuhi syarat ketika aplikasi mereka ditinjau di tahap awal.

Departemen itu juga mengatakan sejak dimulainya pemerintahan Presiden Joe Biden pada Januari 2021 hingga 1 Agustus tahun ini, pihaknya telah mengeluarkan hampir 34.000 visa untuk pelamar dan anggota keluarga mereka. Departemen mengatakan akan itu peningkatan substansial dari tahun-tahun sebelumnya.

Laporan tersebut mengatakan departemen telah mempekerjakan lebih banyak staf untuk memproses aplikasi, berkoordinasi dengan Pentagon untuk memverifikasi pekerjaan pemohon, dan menghilangkan beberapa langkah yang diperlukan. Namun, laporan itu mengatakan, masih banyak yang bisa dilakukan.

Sebagai contoh, laporan tersebut mencatat posisi kunci yang mengawasi proses visa imigran khusus sering mengalami pergantian dan kekosongan.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement