Selasa 05 Sep 2023 00:38 WIB

Demokrat DIY Tunggu Arahan Merapat ke Prabowo atau Ganjar

Demokrat menilai Prabowo dan Ganjar juga bisa mengakomodasi visi perubahan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didampingi jajaran pengurus dan kader menyampaikan konferensi pers di kanto DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (4/9/2023). Dalam keterangannya AHY mengatakan bahwa Partai Demokrat sudah bukan bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan sekaligus bersiap membuka ruang komunikasi dengan koalisi yang sudah ada saat ini. Selain itu AHY juga mengucapkan selamat kepada Capres Anies Baswedan dan Cawapres Muhaimin Iskandar usai mendeklarasikan sebagai pasangan Capres dan Cawapres pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didampingi jajaran pengurus dan kader menyampaikan konferensi pers di kanto DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (4/9/2023). Dalam keterangannya AHY mengatakan bahwa Partai Demokrat sudah bukan bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan sekaligus bersiap membuka ruang komunikasi dengan koalisi yang sudah ada saat ini. Selain itu AHY juga mengucapkan selamat kepada Capres Anies Baswedan dan Cawapres Muhaimin Iskandar usai mendeklarasikan sebagai pasangan Capres dan Cawapres pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- DPD Demokrat DI Yogyakarta menyebut menunggu arahan dari DPP Demokrat apakah nanti akan merapat ke Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Hal ini disampaikan Plt Ketua DPD Demokrat DIY, Arif Budiyono seusai Demokrat ditinggal deklarasi Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

"Tentu kita ini kan masih menunggu arah kebijakan dari DPP. DPP beberapa hari ini kan juga ada pleno nih, itu Rabu (6/9/2023) ada seluruh DPD seluruh Indonesia. Sambil menata itu, nanti akan diputuskan," kata Arif saat dikonfirmasi wartawan, Senin (4/9/2023).

Baca Juga

Arif menyebut, hingga saat ini pihaknya masih menunggu keputusan apakah akan merapat ke koalisi Prabowo atau ke koalisi Ganjar. Bahkan, belum diputuskan juga apakah Demokrat akan membentuk koalisi baru setelah hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

"Memang tidak buru-buru apakah akan ke Pak Ganjar atau Pak Prabowo, atau bikin koalisi baru, itu belum ada, kita masih tunggu lah," ucap Arif.

Meski begitu, Arif menyebut pihaknya bersedia jika nantinya DPP Demokrat memilih untuk bergabung ke koalisi Prabowo maupun ke koalisi Ganjar di Pilpres 2024. "Kalau diputuskan ke Pak Ganjar ya patuh, ke Pak Prabowo juga kita jalankan. Satu minggu lah dari sekarang mungkin sudah ada keputusannya, nanti tinggal kita tunggu," tegasnya.

Menurut Arif, kemungkinan partainya merapat ke Prabowo maupun Ganjar karena dinilai bisa mengakomodasi visi misi perubahan yang diperjuangkan Demokrat. Selain itu, kedua kubu tersebut juga akan melanjutkan program pemerintah Joko Widodo yang sudah berjalan dengan baik, dan memperbaiki program yang belum berjalan dengan baik.

"Kalau dilihat dari tiga kandidat itu, memang sekarang ini kan arahnya ke sana semua kalau liat visi misinya. Pak Prabowo juga sama, mau melanjutkan baik-baik Pak Jokowi, yang belum baik juga mau diperbaiki, Pak Ganjar pun juga sama. Tiga-tiganya arahnya pasti sama, melanjutkan dalam arti yang sudah baik, yang belum baik kita perbaiki," tegas Arif.

"Pastikan namanya dari DPP ini kan ada pertemuan-pertemuan dari pihak Pak Ganjar dan Prabowo. Mereka itu pasti akan melihat bagaimana visi misi perubahan ini bisa diterima, kita juga tidak memaksakan," kata Arif.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement