REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut peran sektor swasta menjadi kunci pertumbuhan ekonomi ASEAN. Hal ini mengingat perekonomian ASEAN menunjukkan kinerja positif dalam satu dekade terakhir dengan pertumbuhan rata-rata empat hingga lima persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kerja sama ASEAN bukan hanya upaya sektor publik, namun juga yang menjadi kunci yakni upaya inklusif dan kolaboratif dari sektor swasta dalam berbagai agenda dan inisiatif ASEAN.
“Proyek ASEAN juga tidak berdiri dalam ruang hampa sebab dipengaruhi dinamika global, sehingga memerlukan peran aktif dari sektor publik ASEAN maupun sektor swasta,” ujarnya saat ASEAN Business and Investment Summit 2023 Plenary Session yang mengangkat tema ‘Aligning ASEAN’s Private Sector Priorities to the Global Agenda dilansir dari laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (4/9/2023).
Menurutnya ada tiga bidang prioritas yang dapat dikontribusikan oleh sektor swasta ASEAN terhadap perekonomian global. Pertama, sektor swasta yang lebih besar untuk menyoroti dan mengurangi risiko serta biaya fragmentasi rantai pasokan global dan regional yang didorong oleh geopolitik.
“Sektor publik dan swasta perlu bekerja sama, termasuk dengan mitra dan platform lain, untuk menegakkan arsitektur perdagangan dan ekonomi multilateral yang terbuka, inklusif, tidak diskriminatif, dan berbasis aturan,” ucapnya.
Kedua, diperlukan sektor swasta yang secara aktif memanfaatkan peluang pertumbuhan baru. Menurut Airlangga sektor swasta ASEAN harus bekerja sama dengan dewan bisnis lainnya untuk menjajaki potensi kolaborasi.
“Sektor swasta ASEAN juga harus menerapkan model bisnis inklusif, memaksimalkan hubungan pembangunan ekonomi lokal termasuk dengan UMKM,” ucapnya.
Terakhir, sektor swasta ASEAN perlu memanfaatkan sumber daya, jaringan, teknologi, dan keahlian sektor swasta untuk menemukan solusi terhadap tantangan sosial-ekonomi dan perubahan iklim di kawasan ini.
“Inovasi, difusi dan adopsi teknologi juga perlu didukung dan dipercepat untuk meningkatkan ketahanan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Di dunia, kawasan ASEAN merupakan perekonomian terbesar kelima, eksportir terbesar keempat, dan pada 2022 lalu bahkan menjadi tujuan penanaman modal asing terbesar kedua.
Perekonomian ASEAN mencapai tingkat pertumbuhan sebesar 5,7 persen pada 2022 yang didorong oleh tingkat konsumsi domestik, perdagangan, dan investasi yang tinggi. Industri seperti elektronik, kendaraan listrik, dan ekonomi digital, mengalami peningkatan investasi pada tahun lalu, dengan total arus masuk penanaman modal asing tumbuh 5,5 persen.
“Saat ini, salah satu dari sedikit titik terang pertumbuhan ekonomi, meskipun perjalanan ke depan masih diselimuti ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat tahun-tahun mendatang. Sudah ada tanda-tanda melambatnya kinerja ekonomi negara-negara utama ASEAN, meningkatnya inflasi pangan, dan berlanjutnya ketidakpastian pasar akibat fragmentasi geopolitik,” ucapnya.