REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global atau Global Atmosphere Watch (GAW) Bukit Kototabang, Sugeng Nugroho, mengatakan, fenomena kabut asap yang menyelimuti mayoritas wilayah Sumatra Barat disebabkan oleh kiriman partikel halus dari jauh atau dari provinsi lain. Sugeng menyebut partikel halus tersebut tidak dari wilayah Sumbar karena titik api di Sumbar terdeteksi minim.
“Fenomena ini sudah terjadi sejak dua minggu lalu. Dan itu kiriman dari jauh. Karena kalau partikelnya kasar, pergerakannya tidak akan jauh (sampai ke Sumbar),” kata Sugeng, di Padang, Selasa (5/9/2023).
Berdasarkan analisa arah angin, Sugeng menyebut partikel halus yang menyebabkan kabut asal tersebut berasal dari tenggara Sumatra Barat. Yakni dari Provinsi Sumatra Selatan, dan Jambi. Menurut Sugeng, fenomena kabut asap ini akan selesai bila sudah terjadi hujan lebat.
“Asal ada hujan lebat, kabut asap ini akan hilang,” ujar Sugeng.