Rabu 06 Sep 2023 07:02 WIB

BPJSTk: Hanya 26,97 Persen Pekerja yang Terlindungi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Hingga Juli, jumlah kepersertaan BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 37,40 juta orang.

Sejumlah pekerja berjalan sepulang kerja di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Senin (10/10/2022). Berdasarkan data dari Mercer Marsh Benefits, 37 persen karyawan Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental (stres) sehari-harinya yang salah satunya terkait kondisi finansial yang lebih buruk dari sebelumnya dikarenakan ketidakpastian ekonomi dan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Sejumlah pekerja berjalan sepulang kerja di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Senin (10/10/2022). Berdasarkan data dari Mercer Marsh Benefits, 37 persen karyawan Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental (stres) sehari-harinya yang salah satunya terkait kondisi finansial yang lebih buruk dari sebelumnya dikarenakan ketidakpastian ekonomi dan kenaikan harga kebutuhan pokok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengungkapkan berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan sampai dengan Juli 2023 jumlah kepesertaan sebanyak 37,40 juta tenaga kerja. Jumlah tersebut terdiri dari peserta penerima upah (PU) sebanyak 31,05 juta, peserta bukan penerima upah (BPU) sebanyak 6,35 juta, peserta pada sektor jasa konstruksi sebanyak 7,40 juta, dan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebanyak 391.344 tenaga kerja.

"Data tersebut menunjukkan dari seluruh penduduk Indonesia yang bekerja, yang telah terlindungi dengan program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sebanyak 26,97 persen, dan 7,61 persennya adalah pekerja sektor informal," kata Ida saat memberikan sambutan dalam Forum Komunikasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Senin (4/9/2023).

Baca Juga

Menurutnya, kondisi ini harus didiskusikan, dikolaborasikan bagaimana memastikan bahwa semua mendapatkan pelayanan jaminan sosial ketenagakerjaan.

"Kita harus memastikan kita bisa melakukan kolaborasi dan sinergitas," ucapnya.

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menggelar Forum Komunikasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan pada Senin (4/9/2023) hingga Rabu (6/9/2023). Kegiatan tersebut dilaksanakan secara hybrid dan diikuti oleh 500 peserta yang terdiri dari perwakilan kementerian terkait, Kadin, Apindo, SP/SB, akademisi, DJSN, BPJS Ketenagakerjaan, ILO Jakarta, World Bank Jakarta, dan praktisi/pengamat jaminan sosial.

Ida mengatakan, kegiatan ini sangat penting karena jumlah penduduk Indonesia yang bekerja belum seluruhnya terlindungi dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan. Padahal program tersebut memiliki banyak manfaat, yaitu program jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JKM), jaminan kehilangan pekerjaan (JKP), jaminan hari tua (JHT), dan jaminan pensiun (JP).

"Begitu besarnya manfaat dari jaminan sosial ketenagakerjaan, tapi belum imbang dengan jumlah kepesertaan yang ada," ucap Menaker.

Menaker membeberkan, data Sakernas BPS per Februari 2023 menunjukkan jumlah penduduk usia kerja sebanyak 211,59 juta orang. Dari jumlah tersebut penduduk yang bekerja sebanyak 138,63 juta orang, yang didominasi penduduk bekerja di sektor informal sebanyak 83,34 juta orang (60,12 persen), sedangkan yang bekerja di sektor formal sebanyak 55,29 juta orang (39,88 persen ).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement