REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas, menyebut potensi ekspor kopi ke Belanda masih cukup besar. Saat ini, realisasi ekspor kopi lokal ke Belanda tidak sampai satu persen.
Potensi ekspor kopi ke Belanda mencapai 1,3 miliar dolar AS. Sementara, realisasi ekspornya baru 6 juta dolar AS. "Belanda terkenal sebagai peminum kopi, kita baru memanfaatkan belum ada satu persen, masih 6 juta dolar AS," kata Mayerfas saat ditemui Republika.co.id di Kedutaan Besar RI untuk Belanda di Den Haag, Rabu (6/9/2023).
Kopi Indonesia cukup digemari di Belanda dan banyak dipakai sebagai campuran kopi. Namun, pasar kopi Belanda masih didominasi oleh negara-negara, seperti Kolombia dan Brasil.
"Kopi kita kualitas tinggi, tapi harga tinggi, arabika kita bagus dan banyak dipakai bahan campuran kopi di sini," kata Mayerfas.
Selain harganya yang cukup tinggi, sulitnya kopi Indonesia bersaing di pasar Belanda juga dipengaruhi oleh persoalan logistik. Karena itu, pemerintah terus berupaya agar penjualan kopi Indonesia bisa lebih meningkat lagi di Belanda.
Apalagi, Belanda merupakan gerbang masuk produk Indonesia ke Eropa karena latar belakang hubungan Indonesia-Belanda yang cukup lama. Hal itu tentunya akan memudahkan produk-produk Indonesia bersaing di pasar Belanda, terutama kopi.
"Sebetulnya sudah meningkat, cuma kita ingin lebih tingkatkan lagi supaya bisa bersaing," kata pria asal Padang Panjang, Sumatra Barat, tersebut.
Tak hanya kopi, Mayerfas optimistis perdagangan Indonesia-Belanda akan terus meningkat. Banyak komoditas baru yang bisa dikembangkan ke Belanda dan Eropa.
Saat ini, nilai transaksi dagang antarnegara mencapai 6 miliar dolar AS. Nilai ini masih dapat ditingkatkan lagi karena ekspor Indonesia ke Belanda masih cukup kecil.
"Kita surplus dengan Belanda karena mereka hanya ekspor 880 juta dolar AS," ucapnya.