Rabu 06 Sep 2023 12:27 WIB

Warung Barokah Hadirkan Cita Rasa Masakan Rumahan di Tengah Kota Amsterdam

Warung Barokah ingin ekspansi bikin rumah makan lesehan pertama di Amsterdam.

Rep: Friska Yolandha/ Red: Gita Amanda
Sri Kurniati (59 tahun) memulai usaha restoran Indonesianya di Belanda sejak awal 1990-an.
Foto: Sadly Rachman /Republika
Sri Kurniati (59 tahun) memulai usaha restoran Indonesianya di Belanda sejak awal 1990-an.

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Sri Kurniati (59 tahun) memulai usaha restoran Indonesianya di Belanda sejak awal 1990-an. Berawal dari kesukaannya memasak, Sri memberanikan diri menerima pesanan makanan untuk acara-acara tertentu.

Pertama kali Sri memulai bisnisnya adalah ketika ia diminta masak untuk acara di sekolah tempatnya belajar. "Saya diminta masak untuk 100 orang, waktu itu disuruh masak rendang," kata Sri saat ditemui di Amsterdam, Selasa (5/9/2023).

Baca Juga

Dari situ, Sri akhirnya menerima banyak pesanan dari koleganya dan membuka warung nasi di wilayah tempat tinggalnya yang diberi nama Warung Barokah.

Pada awalnya, menu yang ditawarkan Warung Barokah adalah nasi campur atau umum disebut rijsttaffel. Lauk yang disediakan adalah menu-menu rumahan yang biasa dimasak sehari-hari, seperti telur balado, orek tempe, ayam goreng, rendang, tumis tauge, dan tumis kacang panjang.

Namun, seiring perkembangan, Warung Barokah mulai menawarkan menu-menu lainnya, seperti bakso, ketoprak, rujak cingur, soto, dan rawon. Ia punya cerita sendiri tentang rawon. Ketika itu, ada orang Belanda yang bertanya padanya apakah ia punya menu zwarte soup alias sup hitam.

"Saya bilang nanti kalau saya masak, saya hubungi kamu. Akhirnya ketika saya masak rawon dan dia mencobanya, dia nangis karena sudah berpuluh-puluh tahun tidak makan, sejak itu ada menu rawon di Warung Barokah," ujar ibu satu anak tersebut.

Merasa usahanya diterima baik, Sri akhirnya memindahkan restorannya ke tempat yang lebih ramai. Sejak 2009, Warung Barokah dapat ditemui di Aalsmeerweg, Amsterdam.

Perempuan yang sudah 35 tahun tinggal di Belanda ini mengatakan menu Indonesia sudah diterima di masyarakat Belanda. Warga Belanda sudah paham dengan rasa masakan Indonesia yang penuh rempah. 

Meskipun banyak warung nasi dengan menu Indonesia di Belanda, Warung Barokah tidak kehilangan pelanggan. "Mereka (warga Belanda) sudah pinter milih makanan, meski banyak resto yang sediakan masakan Indo, mereka tetap balik lagi ke sini," kata perempuan asal Pasuruan, Jawa Timur, tersebut.

Sri juga tidak berusaha untuk melakukan penyesuaian rasa masakan dengan lidah masyarakat Belanda. Sri menegaskan ingin menciptakan rasa makan di rumah di restorannya. Ia berharap orang yang masuk dan menikmati makanan di Warung Barokah akan merasa sedang berada di Indonesia.

"Kalau mereka mau makan di sini, mereka harus ikut taste saya, bukan saya yang ngikut maunya mereka," ujar Sri.

Ke depan, Sri berencana ingin membuat suasana warungnya sedekat mungkin menyerupai suasana makan di Indonesia. Sri ingin membuat restoran lesehan. Untuk mewujudkan itu, Sri mengaku tidak mudah. Ia harus memindahkan warungnya ke lokasi yang lebih luas.

"Maunya bikin lesehan, tapi masih mikir-mikir juga karena tempat yang sekarang tidak bisa," katanya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement