Kamis 07 Sep 2023 12:39 WIB

Pengamat: Deklarasi Anies-Muhaimin Picu Gerak Cepat Poros Lain

Saat ini Anies-Muhaimin mulai menyusun tim kampanye nasional.

Rep: Febrian/ Red: Fernan Rahadi
Pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (Amin) sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 2024 telah tiba di Hotel Majapahit, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023).
Foto: Tangkapan layar
Pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (Amin) sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 2024 telah tiba di Hotel Majapahit, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, mengatakan, deklarasi pasangan capres dan cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar pekan lalu telah memicu kesibukan politik di poros lain, yakni poros Koalisi Indonesia Maju pendukung Prabowo Subianto dan poros PDIP-PPP pengusung Ganjar Pranowo.

Najmuddin meyakini poros lain mulai matang-matang memikirkan figur yang akan dijadikan cawapres. "Anies dan Muhaimin membuat lawan sibuk untuk memetakan kekuatan politik. Karena pasti banyak perubahan peta kekuatan dengan duet tersebut,” kata Najmuddin, Kamis (7/9/2023).

Saat ini Anies-Muhaimin mulai menyusun tim kampanye nasional. Sedangkan, Koalisi Ganjar kemarin, yakni PDIP, PPP, dan Hanura melakukan pertemuan untuk menentukan sikap yang akan diambil. 

Sedangkan, Prabowo baru-baru ini bertemu dengan keluarga Presiden RI ke-3 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yakni Sinta Nuriyah dan Yenny Wahid. Diduga pertemuan tersebut untuk berusaha menjalin kesepakatan supaya dapat meminimalisasi perolehan suara Anies-Muhaimin di Jawa Timur.

"Prabowo misalnya meningkatkan frekuensi safari politiknya ke tokoh-tokoh baik formal maupun non formal. Kegamangan Prabowo pasca-deklarasi bacawapres KPP ini karena diduga pemilih Nahdhiyin akan berlabuh pada Anies-Cak Imin,” ujar Najmuddin.

Najmuddin menilai tujuan Nasdem dan Surya Paloh menggaet Cak Imin dan PKB mendukung Anies adalah untuk meraup suara maksimal di Jawa Timur. Surya Paloh menurut Najmuddin paham suara mereka di Pulau Jawa secara umum belum signifikan. Sehingga perlu tokoh sentral yang dapat meningkatkan perolehan suara di Jawa Timur dan Jawa Tengah. 

Sedangkan PDIP dan Ganjar sejauh ini baru sebatas mengamankan suara di Jawa Tengah. Sehingga koalisi yang dikomandoi Megawati Soekarno Putri itu perlu memilih sosok cawapres yang dapat mengurangi kekurangan Ganjar dan mendapatkan suara signifikan di Jawa Barat dan Jawa Timur.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement