Kamis 07 Sep 2023 18:14 WIB

Fakta Pencarian Planet Kesembilan yang Mirip Bumi di Tepi Tata Surya

Para astronom berlomba-lomba menjelaskan orbit aneh benda-benda jauh di tepi tata surya kita.

Rep: Ilham Tirta/ Red: Partner
.
Foto: network /Ilham Tirta
.

Ilustrasi planet kerdil Sedna di tepi luar tata surya yang diketahui. Gambar: NASA/JPL-Caltech/R. Hurt (SSC)
Ilustrasi planet kerdil Sedna di tepi luar tata surya yang diketahui. Gambar: NASA/JPL-Caltech/R. Hurt (SSC)

ANTARIKSA -- Di antara banyak misteri yang mencapai jangkauan terjauh di tata surya kita adalah jalur planet kerdil yang berbentuk telur yang disebut 90377 Sedna. Disebut sangat misterius karena memiliki orbit selama 11.400 tahun, salah satu orbit terpanjang di tata surya. Orbit seperti itu mengantarkan planet kerdil ke jarak 11,3 miliar km dari matahari.

Orbit juga membawanya keluar dari tata surya dan melewati Sabuk Kuiper menuju 140 miliar km, dan akhirnya membawanya ke dalam cangkang benda es yang dikenal sebagai awan Oort. Sejak penemuan Sedna pada tahun 2003, para astronom telah berjuang untuk menjelaskan bagaimana dunia seperti itu bisa terbentuk di wilayah ruang angkasa yang tampaknya kosong. Bahkan, ia terlalu jauh untuk pengaruh planet-planet raksasa di tata surya, dan juga galaksi Bima Sakti itu sendiri.

Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa planet mirip Bumi yang sejauh itu belum terdeteksi. Sementara, yang melayang di wilayah tersebut, dan mungkin saja menyimpang dari orbit Sedna serta beberapa objek trans-Neptunus (TNO) serupa, hanyalah benda-benda es yang tak terhitung jumlahnya. Bongkasan es raksasa itu mengorbit matahari pada jarak yang sangat jauh.

"Banyak TNO yang memiliki kemiringan orbit yang aneh dan berbentuk telur, mungkin karena ditarik oleh planet tersembunyi," kata para astronom.

Dua peneliti Jepang menggunakan simulasi komputer untuk menganalisis dampak dari eksistensi planet yang belum ditemukan terhadap TNO. Simulasi tersebut, yang mencakup evolusi sejumlah TNO nyata dan model di wilayah terjauh dari wilayah es, yang dikenal sebagai Sabuk Kuiper, menghasilkan orbit ekstrem yang diamati pada Sedna dan TNO lainnya.

"(Jika ada) Planet seperti itu berukuran antara 1,5 hingga tiga kali ukuran Bumi dan terletak antara 23 miliar mil (37 miliar km) hingga 46 miliar mil (74 miliar km) dari matahari," kata para astronom.

“Sangat masuk akal bahwa benda purbakala dapat bertahan di Sabuk Kuiper yang jauh, karena banyak benda serupa yang ada di awal tata surya."

Pencarian Planet Kesembilan yang Tersembunyi

Mencari planet yang bersembunyi di tepi dingin tata surya kita bukanlah sebuah konsep baru. Hipotesanya, planet yang disebut Planet Kesembilan ini adalah sebuah dunia yang 10 kali lebih besar dari Bumi. Ia dianggap bertanggung jawab atas setidaknya lima fitur aneh di tata surya, termasuk kemiringan orbit yang aneh dari beberapa objek Sabuk Kuiper.

Bola teoretis ini telah menarik perhatian banyak orang, namun tetap belum terdeteksi. Namun penelitian menunjukkan jika Planet Kesembilan memang ada di luar sana, ia mungkin berada di suatu tempat antara 59 miliar km hingga 119 miliar km dari matahari.

Meskipun kemungkinan adanya Planet Kesembilan mendapatkan perhatian yang signifikan dari kelompok penelitian di seluruh dunia, teori ini juga menjadi kontroversi. Beberapa astronom berpendapat bahwa orbit TNO yang sangat eksentrik, yang menganggap perlunya kehadiran Planet Sembilan, dapat terjadi tanpa kehadiran planet tersembunyi tersebut.

Pada tahun 2021, sebuah penelitian independen menyatakan, data yang digunakan oleh tim di balik makalah penemuan yang pertama kali berteori tentang Planet Sembilan bersifat bias. Mereka juga menyimpulkan kemungkinan keberadaan planet seperti itu sangat kecil.

Menurut studi baru itu, dibandingkan dengan Planet Kesembilan, planet baru yang dihipotesiskan sebagai "Planet Sabuk Kuiper (KBP)", akan jauh lebih dekat dan lebih berpengaruh pada orbit objek-objek Sabuk Kuiper, terutama yang berada di luar jarak 7 miliar km. Perlu ditegaskan kembali bahwa KBP belum terlihat secara langsung atau tidak langsung. Jika KBP mengorbit dalam jarak 54 miliar km, penulis mengatakan ada kemungkinan 90 persen untuk mendeteksinya di langit.

Namun, informasi lebih lanjut tentang struktur objek di tepi Sabuk Kuiper diperlukan untuk mengungkap atau mengesampingkan keberadaan KBP.

Penelitian ini dijelaskan dalam makalah yang diterbitkan 25 Agustus di The Astronomical Journal. Sumber: Live Science

sumber : https://antariksa.republika.co.id/posts/235679/fakta-pencarian-planet-kesembilan-yang-mirip-bumi-di-tepi-tata-surya
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement