REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah sepekan berlalu sejak pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (Amin) yang diusung Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dideklarasikan di Hotel Majapahit, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023). Namun, hingga kini, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara resmi belum mengumumkan untuk mendukung pasangan Amin.
Hanya beberapa petinggi PKS yang menyampaikan, partai dakwah masih mendukung Anies selaku calon presiden (capres). PKS belum memutuskan untuk mendukung Cak Imin sebagai calon wakil presiden (cawapres). Hal itu imbas deklarasi sepihak yang dilakukan Nasdem dan PKB tanpa mengajak dialog PKS, yang lebih dulu bergabung di Koalisi Perubahan bersama Demokrat.
Adapun Demokrat sudah memutuskan keluar dari Koalisi Perubahan setelah melihat Anies dipilihkan pendamping oleh Ketum Nasdem Surya Paloh untuk menggandeng Cak Imin. Sementara itu, PKS memilih untuk mengambil sikap dengan membawa masalah itu ke rapat Majelis Syura.
Sayangnya, Majelis Syura yang terdiri 99 sesepuh PKS tak kunjung bertemu untuk menggelar musyawarah. Ketua DPP PKS Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) sekaligus anggota Tim 9, Al Muzammil Yusuf mengakui, sidang Majelis Syura memang belum digelar. "Tunggu acara Majelis Syuro dalam waktu dekat," kata Muzammil kepada Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (9/9/2023).
Sementara itu, Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini menyampaikan, sidang Majelis Syura baru digelar setelah kunjungan Ketum PKB Cak Imin. Hanya saja, ia belum dapat memastikan kapan Cak Imin mendatangi kantor DPP PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Menurut Jazuli, forum Majelis Syura untuk memastikan sikap partai setelah deklarasi pasangan Amin di Surabaya. "Kalau PKS kalau menentukan keputusan-keputusan strategis itu memang selalu melalui sistem dan mekanisme Majelis Syura itu selalu kalau di PKS. Ini memang itu yang dibangun aturannya," ujar Jazuli di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2023).
Menurut dia, PKS hingga kini sepakat mendukung Anies sebagai capres. Namun, kata Jazuli, partai belum bersikap mengenai deklarasi pasangan Amin. Alhasil, Majelis Syura belum memutuskan nama Cak Imin sebagai cawapres.
Sementara itu, PKS memilih absen dalam rapat konsolidasi antara Nasdem dan PKB di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2023). Anehnya, perwakilan PKS tidak hadir di acara tersebut. Padahal, dalam undangan kepada wartawan, tercantum jika pertemuan itu mengundang petinggi Nasdem, PKB, dan PKS. Meski kedua partai sepakat untuk membentuk tim pemenangan, namun pertemuan itu belum menghasilkan kesimpulan konkret.
"Nomenklatur sudah kita, sedang susun, nanti tim penasuhat akan diisi oleh para pakar, tokoh utama, maupun profesional, akan kita lengkapi. Namun bersama Nasdem diputuskan secara untuk menunjuk jubir masing-masing, supaya apa yang keluar dari PKB-Nasdem itu sesuatu yang sama visinya," ujar Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Rabu.
Sikap PKS yang menarik diri pasangan Amin pertama kali muncul ketika Sekjen Habib Aboe Bakar Al Habsyi bersama rombongan Surya Paloh datang ke Kota Surabaya. Setiba di Kota Pahlawan, ia tidak muncul di lokasi deklarasi pasangan Amin setelah mendapat ultimatum dari Majelis Syura. Alhasil, di lokasi hanya ada bendera maupun logo Nasdem dan PKB.
Adapun, petinggi PKB seolah cuek dengan keputusan PKS yang masih menahan dukungan deklarasi. Sebagai bukti, hingga kini, PKB tidak juga menyambangi kantor DPP PKS untuk meminta dukungan. Para pengurus PKB bersama Ketum Cak Imin malah melakukan safari ke Wali Songo di Jawa Barat, Tengah, dan Timur.
"Kami ada agenda tur dan napak tilas perjuangan Wali Songo yang akan dilakukan Gus Imin bersama pengurus dan kader PKB. Kami merasa kegiatan spiritual ini penting dilakukan, apalagi suhu politik pun akhir-akhir ini mulai menghangat," kata Ketua Panitia Tour d' Wali Songo PKB, Cucun Ahmad Sjamsurijal di Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Cak Imin harap PKS tetap di koalisi...