REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Bupati Indramayu Nina Agustina mengungkapkanebih dar li 1.900 orang eks Pekerja Migran Indonesia (PMI) di wilayahnya, telah diberikan pelatihan kewirausahaan lewat program Perempuan Berdikari (Peri). Pelatihan ini sebagai salah satu usaha Kabupaten Indrmaayu untuk pengembangan usaha mikro dan kecil.
Menurut Nina, program Peri yang menyasar perempuan purna pekerja migran dengan diberikan pelatihan kewirausahaan sudah berjalan selama dua tahun lebih.
"Tercatat pada periode 2021-2022 ada lebih dari 1.300 orang dari 67 desa yang telah mendapat pelatihan tersebut. Pada 2023, kami sudah memberikan pelatihan kewirausahaan di 32 desa dengan jumlah peserta mencapai 640 orang," kata Nina dalam acara Kirab Kebangsaan dan Bazaar UMKM di Kabupaten Indramayu, Jumat (8/9/2023)
Di samping itu, kata Nina, dalam pengembangan usaha kecil dan mikro, Pemkab Indramayu juga telah banyak memberikan kemudahan dalam berusaha, seperti perizinan hingga pelatihan digital marketing.
"Tujuannya, untuk memperluas jaringan pemasaran produk UMKM asal Indramayu," ucap Nina.
Selain itu, Pemkab Indramayu juga sudah menjalin kemitraan dengan pusat-pusat perbelanjaan modern dan toko-toko untuk memperkuat pemasaran produk UMKM.
Untuk akses permodalan, Nina juga menyebutkan ada program kredit untuk warung kecil atau Program Krucil, bagi usaha kecil dan warung-warung secara berkelompok, tanpa agunan, dan tanpa bunga.
Melalui program Krucil itu, Nina berharap dapat mengurangi beban para pelaku usaha mikro dan kecil di Indramayu, di mana tercatat, sudah ada 1661 pelaku usaha yang menikmati dengan total kredit mencapai Rp7 miliar.
"Selain itu, ada kegiatan bazar UMKM yang rutin dilaksanakan setiap tahun, saya meyakini dapat meningkatkan pengembangan usaha dan produknya, agar mampu bersaing di tingkat nasional bahkan global," ujar Nina.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menekankan pentingnya setiap daerah untuk mengembangkan produk unggulannya sehingga mampu menjadi bagian dari rantai pasok industri regional dan global.
"Jadi jangan sekedar memproduksi untuk konsumsi lokal, harus lebih besar," kata Teten Masduki di lokasi yang sama.
Karena itu, Teten mengajak kepala daerah agar terus membenahi ekosistem usahanya, mulai dari kemudahan akses pembiayaan, standardisasi produk, teknologi modern, hingga akses pasar.
"Kita sudah menjadi bagian dari rantai pasok pangan dunia, dan salah satu pusat pangan di Indonesia adalah Indramayu," ujar Teten.