REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, dia tidak melakukan kontak atau komunikasi apa pun dengan delegasi Barat selama perhelatan KTT G20 di New Delhi, India, pada Sabtu dan Ahad (9-10/2023) pekan lalu. Lavrov diketahui menggantikan Presiden Rusia Vladimir Putin yang memutuskan tak berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.
"Saya tidak mencari peluang seperti itu. Saya hanya melakukan tugas saya. Mereka yang ingin berbicara dengan kami, melakukannya," kata Lavrov dalam konferensi pers seusai KTT G20 ketika ditanya apakah ia mempunyai kesempatan untuk berbicara dengan delegasi Barat, Ahad (10/9/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Lavrov mengungkapkan, dia juga tak melakukan kontak bilateral dengan Amerika Serikat (AS). “Mengenai kontak bilateral (dengan perwakilan AS), tidak, saya belum berkomunikasi (dengan mereka),” ucapnya.
Menurut Lavrov, intensi dan apa yang diinginkan AS dari Rusia sudah jelas. “Mereka hanya ingin menyingkirkan pesaing, untuk menimbulkan kekalahan strategis pada kami,” ujarnya.
“Kalau mereka punya ide baru, mereka akan mencari cara untuk mengkomunikasikannya. Tapi karena mereka tidak mengungkapkannya, maka mereka tidak punya pemikiran seperti itu,” tambah Lavrov.
Meski tak menjalin komunikasi atau kontak apa pun dengan Barat, Lavrov menegaskan, Rusia tetap mendukung G20. “Kami mendukung G20. Bagaimanapun, ia adalah struktur perwakilan yang terdiri dari negara-negara yang menyumbang sekitar 80 persen perekonomian global, dan semua orang tertarik untuk bekerja sama,” katanya.
Namun dia pun mengingatkan bahwa Barat tidak akan mampu mempertahankan dominasi dan hegemoninya. “Barat tidak akan mampu mempertahankan hegemoninya, mengingat pusat-pusat pembangunan global baru telah muncul secara objektif sejak lama dan semakin kuat,” ujar Lavrov.
Salah satu hal signifikan yang dicapai dalam KTT G20 di New Delhi akhir pekan lalu adalah dirangkulnya Uni Afrika sebagai anggota. Hal itu diumumkan secara resmi oleh Perdana Menteri India Narendra Modi saat membuka KTT pada Sabtu (9/9/2023). “Dengan persetujuan semua pihak, saya meminta ketua Uni Afrika untuk mengambil kursinya sebagai anggota tetap G20,” ujarnya.
Sehari sebelum KTT dimulai, Rusia telah menyampaikan bahwa Uni Afrika akan dirangkul sebagai anggota dalam KTT G20. “Rusia adalah salah satu negara pertama yang mendukung permohonan dari mitra Afrika kami,” ungkap Kementerian Luar Negeri Rusia, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Jumat (8/9/2023).
“Penerimaan serikat regional (Uni Afrika) ini sebagai anggota G20 dijadwalkan akan berlangsung pada KTT di New Delhi, dengan ketentuan terkait dimasukkan dalam rancangan deklarasi para pemimpin,” tambah Kemenlu Rusia.