REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Dahulu kala di Yaman, terdapat sebuah kerajaan yang sangat maju dan terkenal, yakni kerajaan Saba’ dengan Ma’arib sebagai ibukotanya. Nama kerajaan ini diambil dari nama pendirinya yaitu Saba ibn Yasyjub.
Kerajaan Saba’ sangat makmur dan maju karena dianugrahi oleh sumberdaya alamnya, serta kemajuan dalam perdagangan dan pertanian. Raja negeri Saba juga membangun bendungan-bendungan air di antaranya bendungan raksasa di ibukota Ma’rib.
Sayangnya kemakmuran negeri Saba tidak berlangsung lama. Negeri itu hancur akibat bangsanya yang tidak bersyukur dan berpaling dari agama Allah.
Mereka ditenggelamkan oleh kekufuran dan kekafiran serta kemewahan hidup duniawi. Akhirnya Allah menghancurkan umat Saba' dengan bendungan raksasa runtuh dan menenggelamkan seluruh rakyat Saba' dan akhirnya kerajaan Saba' porak-poranda dan hancur .
Padahal disebutkan dalam Sirah Nabawiyah karya Ali Muhammad Ash-Shalabi, mereka membangun waduk dan bendungan dengan metode yang canggih di zamannya. Bendungan Ma'rib sangat berperan penting dalam memajukan peradaban negeri itu karena perannya dalam mengairi macam-macam tanaman, kebun dengan pohon-pohon yang indah, sehingga menumbuhkan buah-buahan. Allah swt berfirman:
"Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan), 'Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Rabbmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Rabbmu) adalah Rabb yang Maha Pengampun.' Namun mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl, dan sedikit dari pohon Sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir." (QS. Saba' ayat 15-17)
Alqur'an telah menunjukkan keberadaan perkampungan yang berdekatan di masa lalu antara Yaman sampai ke negeri Hijaz, sampai negeri Syam. Buktinya, rombongan pedagang dan wisatawan ketika bepergian dari Yaman ke negeri Syam, mereka tidak kehilangan tempat berteduh, air, atau makanan. Allah berfirman:
"Kaum 'Ad telah mendustakan para Rasul. Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan sekali-kali aku tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; Upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam. Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main. Dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kamu kekal (di dunia)? Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang-orang kejam dan bengis. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak. Dan kebun-kebun dan mata air." (QS, Asy-Syu'ara' ayat 123-134)