REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Saat ini banyak orang yang lalai dalam berutang sehingga mereka mengambil pinjaman yang tidak diperlukan. Bahkan setelah itu menunda-nunda pembayarannya, atau mengambil utang yang sudah tahu tidak mampu mereka bayar.
Islam telah memperingatkan agar tidak terjerat dalam perilaku yang gemar berutang padahal sesuatu yang dibelinya dengan utang tersebut tidak perlu-perlu amat.
Kondisi demikian bisa membuat mereka makin miskin karena utang-utangnya yang menumpuk dan tak kunjung dibayar.
Atau mungkin bisa terkena sanksi hukum karena utangnya yang belum dilunasi itu. Nabi Muhammad SAW pun telah mengingatkan tentang bahaya utang karena utang adalah sesuatu yang bisa meneror atau menakuti-nakuti pelakunya.
عن عقبة بن عامر، يقول: إن رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: " لا تخيفوا أنفسكم بعد أمنها " قالوا: وما ذاك يا رسول الله؟ قال: " الدين "
Dari Uqbah bin Amir RA, Rasulullah SAW bersabda, "Jangan kalian menakut-nakuti (meneror) diri kalian, padahal kalian sudah dalam keadaan tenteram." Kemudian mereka (para sahabat) bertanya ke Nabi, "Apa itu, wahai Rasulullah SAW?" Beliau SAW bersabda, "Utang." (HR Ahmad).
Sepatutnya seorang Muslim menanam rasa syukur dalam dirinya, agar kehidupannya tetap aman dan tenteram. Apalah arti mobil jika untuk memilikinya pun harus kredit dan dipakainya sebulan sekali hanya untuk liburan.
Bahkan utang, bukan mustahil, bisa mengakibatkan kerugian pada anak, istri, dan keluarga besar. Orang-orang generasi terdahulu, berutang ketika untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Misalnya untuk memenuhi makan keluarga dan kebutuhan lainnya.
Baca juga: 5 Fakta Ini Jelaskan Mengapa Bangsa Romawi Diabadikan dalam Alquran
Adapun saat ini, sebagian besar utang adalah untuk pengeluaran barang mewah seperti furnitur mewah, mobil mahal, atau perjalanan wisata, pesta mewah, dan lainnya. Apalagi dengan adanya berbagai kemudahan mengakses pinjaman di era digital sekarang.
Hendaknya setiap Muslim berhati-hati dalam berutang, sebab utang bisa membuat seseorang menjadi cemas dan merasa terteror. Untuk itu, seorang Muslim perlu terus berdoa agar bebas dari utang.
Ada doa yang diajarkan Rasulullah SAW kepada Ali bin Abi Thalib RA agar terbebas dari utang. Dalam riwayat Abu Wa'il, dikisahkan bahwa seorang pria mendatangi Ali bin Abi Thalib RA dan berkata, "Wahai Amirul Mukminin, aku tidak bisa membayar utangku. Tolong bantu aku."
Baca juga: Bersyahadat tanpa Paksaan, Mualaf Julianne Froyseth: Islam Agama yang Rasional
Kemudian Ali bin Abi Thalib berkata, "Apakah kamu mau aku ajarkan tentang sesuatu yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW, yang jika kamu membacanya maka Allah SWT akan membuat hutangmu lunas meski sebesar gunung?" Si pria mengiyakannya. Lalu Ali bin Abi Thalib menyampaikan sebuah doa, sebagaimana berikut ini:
اَللّهُمَّ اكْفِنِىْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَاَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ 'Allahummakfinii bihalaalika 'an haroomika wa aghninii bi fadhlika 'amman siwaaka'
Artinya: "Ya Allah, cukupkanlah aku dengan apa yang Engkau halalkan dari apa yang Engkau karuniakan. Dan dengan karunia-Mu, jadikanlah aku tidak membutuhkan kecuali kepada Engkau." (HR Tirmidzi dan terdapat dalam Musnad Ahmad bin Hanbal)
Sumber: alukah