Rabu 13 Sep 2023 14:28 WIB

Kemendikbudristek Sebut Ada Penurunan Minat pada Program D3-D4, Ini Penyebabnya

Akan ada 16 politeknik yang berstatus BLU hingga akhir 2023.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus raharjo
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati saat meninjau produk inovasi teknologi karya satuan pendidikan vokasi yang dipamerkan dalam acara Mahakarya Vokasi bertajuk VokasiLand Road To Harteknas 2022 di Grand City Mall, Surabaya, Kamis (28/7).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati saat meninjau produk inovasi teknologi karya satuan pendidikan vokasi yang dipamerkan dalam acara Mahakarya Vokasi bertajuk VokasiLand Road To Harteknas 2022 di Grand City Mall, Surabaya, Kamis (28/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengakui adanya penurunan peminat mahasiswa baru untuk program pendidikan vokasi, baik jenjang Diploma 3 (D3) maupun Diploma 4 (D4). Setelah ditelusuri, penyebabnya ditengarai akibat pemilihan studi yang dilakukan secara bersamaan dengan jenjang pendidikan lain dalam Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

“Penurunan peminatan terjadi karena tak ada kesempatan untuk (memilih) berbeda waktu. Misal, untuk D3 dan D4 itu ya harus dipilih saat itu. Tidak boleh pilih satu-satu. Dengan sistem yang disatukan, mereka harus betul-betul menentukan yang mana,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, di Gedung E Kemendikbudrsitek, Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Baca Juga

Kiki melihat hal tersebut membuat pilihan para calon mahasiswa sangat terbatas. Di sisi lain, para calon mahasiswa yang masih ada pada rentang usia anak-anak atau remaja masih dalam kondisi mengeksplorasi diri mereka sendiri. Pada kondisi itu, mereka belum begitu mempunyai tujuan pasti akan ke mana.

“Dan memang pilihannya sangat terbatas. Sementara kita memahami anak-anak kita masih meng-eksplore. Sehingga ketika pilihannya terbatas, waktunya hanya sekali, ya mereka memilih ‘ya udahlah ini’,” kata Kiki.

Dengan adanya persoalan itu, pihaknya tengah mengupayakan langkah agar dalam SPMB para calon mahasiswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengeksplorasi minat mereka. Hal itu akan dilakukan dengan tetap memerhatikan pemberian kesempatan kepada perguruan tinggi swasta (PTS).

“Yang sedang kami upayakan adalah memikirkan bagaimana berikutnya seleksi mashasiwa baru itu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada calon mahasiswa untuk mengeksplore dengan tetap memperhatikan PTS,” tegas dia.

Sementara itu, politeknik yang berstatus Badan Layanan Umum (BLU) akan berjumlah 16 kampus pada akhir 2023. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Saryadi, mengatakan, jumlah politeknik yang sudah berstatus BLU sebelumnya sudah ada 13.

"Hingga akhir 2023, sudah ada antrean lagi tiga politeknik yang mau berstatus jadi BLU. Jadi akan ada 16 politeknik yang berstatus BLU hingga akhir 2023," kata Saryadi di Kemendikbudristek, Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Saryadi menerangkan, penambahan jumlah kampus vokasi yang menjadi status BLU bisa mewujudkan kemandirian politeknik. Hal itu, kata dia, juga menunjukkan komitmen Kemendikbudristek, dalam hal ini Ditjen Pendidikan Vokasi, dalam mewujudkan kemandirian tata kelola keuangan politeknik.

"Itu adalah salah satu bentuk komitmen Ditjen Vokasi dalam mewujudkan kemandirian tata kelola keuangan pokteknik untuk menjawab berbagai permasalahan yang ada," tegas dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement