Kamis 14 Sep 2023 17:54 WIB

Jadi Kandidat Utama Cawapres, Erick Thohir Pilih Introspeksi Tingkatkan Kinerja

Erick menilai, keberlanjutan terhadap program yang baik merupakan sebuah keharusan.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2023).
Foto: Republika/ Muhammad Nursyamsi
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi kepercayaan masyarakat yang menempatkan namanya sebagai kandidat utama calon wakil presiden (cawapres) dalam perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Erick menjadikan hasil survei sebagai bahan untuk introspeksi diri dalam meningkatkan kinerja dan manfaat bagi masyarakat.  

"Itu apresiasi masyarakat melalui lembaga survei tentang hasil kinerja, kita jangan terjebak politik, seakan-akan ini sesuatu yang euforia,  sama, di sepak bola kemenangan jangan menjadi euforia tapi tradisi," ujar Erick di Jakarta pada Kamis (14/9/2023).

Baca Juga

Erick juga mengapresiasi kepercayaan masyarakat yang menempatkan dirinya sebagai figur paling pantas melanjutkan legacy Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut dia, semua hal bakal menemukan jodoh dan jalannya masing-masing, seperti halnya dirinya yang nanti kemungkinan dipasangkan oleh bacapres yang sudah ada.

"Semua itu ada masing-masing jodohnya, kita tunggu saja," ucap Erick. Dia pun bangga kepada seluruh pemimpin di Indonesia, mulai Presiden Sukarno, Soeharto, Habibie, Gusdur, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga Jokowi, yang memiliki kontribusi dalam membangun bangsa.

Oleh karena itu, pemerintah baru selanjutnya harus melanjutkan kerja-kerja sebelumnya. "Umur negara kita sudah 78 tahun. Artinya banyak tokoh-tokoh besar yang pimpin bangsa ini. Ketika Allah SWT berikan amanah ke beliau-beliau pasti ada kontribusi buat negara. Artinya jangan pergantian lima tahunan pemerintah seakan ini end of story," ucap Erick.

Untuk itu, Erick menilai, keberlanjutan terhadap program yang sudah baik merupakan sebuah keharusan dalam mewujudkan mimpi Indonesia menjadi negara maju. Menurut dia, pembangunan memang harus dilanjutkan.

"Bangsa ini harus berlanjut, ini yang saya rasa kenapa yang sudah ada harus dipertahankan karena memang Pak Jokowi masih yang terbaik hari ini, bahwa mungkin setiap pemerintahan ada kekurangan, bukan justru kita mendiskreditkan bahwa pemerintah sebelumnya jelek," ucap Erick.

Eks presiden Inter Milan tersebut menilai, Indonesia jangan terus terbelenggu dengan kepentingan, melainkan harus punya mimpi besar dalam melakukan keberlanjutan. Erick telah melakukan hal tersebut melalui program bersih-bersih di BUMN maupun PSSI, termasuk menindak tegas kasus korupsi di Jiwasraya, ASABRI, dan Garuda Indonesia.

"Ini yang saya rasa jangan hanya wacana, tapi implementasinya lemah. Itu kekurangan dari kita semua dan saya akui, saya bukan bagus semua, saya ada kekurangan, makanya saya ada kerja tim dalam melakukan itu, tidak mungkin sendiri. (Target saya) Indonesia yang membumi, Indonesia yang mendunia. Bismillah bisa, kalau ada niat baik," kata Erick.

Pilih amanah di PSSI...

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement