Kamis 14 Sep 2023 21:00 WIB

Malaysia Kaji Kelayakan Pengembangan Stasiun Peluncuran Luar Angkasa

Letak geografis Malaysia yang unik dekat Khatulistiwa memberikan keuntungan.

Ilustrasi.
Foto: esa
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Badan Antariksa Malaysia (MYSA) mengembangkan pedoman studi kelayakan pengembangan lokasi peluncuran luar angkasa.

Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi Malaysia Chang Lin Kang dalam pernyataan media di Putrajaya, Kamis (14/9/2023), mengatakan sebagai upaya menjajaki peluang ekonomi baru, Kementeriannya melalui MYSA sedang mengembangkan pedoman studi kelayakan pengembangan lokasi peluncuran ke luar angkasa.

Baca Juga

Dia menilai Malaysia memiliki potensi besar untuk terlibat dalam pengembangan fasilitas peluncuran luar angkasa. Jika diwujudkan, dia berpandangan fasilitas itu menjadi yang ke-16 di dunia dan menjadikan Malaysia sebagai negara kesembilan yang memiliki fasilitas tersebut.

Letak geografis Malaysia yang unik dekat Khatulistiwa memberikan keuntungan mengembangkan layanan fasilitas peluncuran dengan biaya operasional yang jauh lebih kompetitif. Sejauh ini, MYSA sedang mengadakan sesi perjanjian dengan beberapa pihak dan industri yang berminat mengembangkan fasilitas tersebut.

Keterlibatan pemerintah dalam industri ini diperkirakan akan mengembangkan ekonomi antariksa dengan nilai 10 miliar ringgit Malaysia (Rp 32,8 triliun) pada 2030, selain pertumbuhan 500 start up teknologi antariksa, yang selanjutnya menciptakan 5.000 lapangan kerja.

Malaysia juga sedang menyusun Program Nasional Pengembangan Satelit Penginderaan Jauh (PSPJN) melalui strategi kemitraan publik dan swasta yang diharapkan dimulai pada 2026. Program tersebut, menurut dia, penting untuk menjamin kelangsungan kepemilikan data strategis negara yang juga mendukung efektivitas operasional 50 paket sistem aplikasi yang telah dikembangkan MYSA.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement