Jumat 15 Sep 2023 11:28 WIB

Ekspor Agustus Capai 22 Miliar Dolar AS, Mayoritas dari Nonmigas

Ekspor nonmigas Agustus 2023 terbesar adalah ke China yaitu 5,38 miliar dolar AS.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Kantor Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kantor Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada Agustus 2023, mencapai 22 miliar dolar AS.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Jumat (15/9/2023), mengungkapkan, ekspor nonmigas Agustus 2023 mencapai 20,69 miliar dolar AS. Capaian tersebut naik 5,35 persen (mtm) dibanding Juli 2023 dan turun 21,25 persen (yoy) dibandingkan ekspor nonmigas Agustus 2022.

Baca Juga

Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Agustus 2023 terhadap Juli 2023 terjadi pada komoditas bijih logam, terak, dan abu sebesar 790,8 juta dolar AS. Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar 265,6 juta dolar AS.

"Dalam setahun terakhir, pangsa ekspor nonmigas ke China mengalami peningkatan. Sementara itu, pangsa ekspor ke Uni Eropa dan negara-negara ASEAN mengalami penurunan," kata Amalia.

Amalia menuturkan, ekspor nonmigas Agustus 2023 terbesar adalah ke China yaitu 5,38 miliar dolar AS. Lalu disusul Amerika Serikat 2,13 miliar dolar AS dan India 1,84 miliar dolar AS. Kontribusi ketiganya mencapai 45,20 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing sebesar 3,82 miliar dolar AS dan 1,26 miliar dolar AS.

BPS mencatat secara total, nilai ekspor hingga Agustus 2023 mengalami penurunan sebesar 11,85 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Amalia mengatakan, penurunan terbesar terjadi pada pertambangan sebesar 16,58 persen. 

Secara bulanan (mtm), nilai neraca perdagangan Agustus 2023 mengalami peningkatan. Namun turun dibandingkan periode Agustus 2022 (year on year). "Nilai ekspor pada Agustus 2023 itu naik sebesar 5,47 persen dibandingkan ekspor Juli 2023," kata Amalia.

Sementara jika dibandingkan periode yang sama pada 2022, Amalia menyebut nilai ekspor tersebut mengalami penurunan sebesar 21,21 persen. Secara kumulatif, selama Januari sampai dengan Agustus 2023 nilai ekspor mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Penurunan ini utamanya disumbang oleh penurunan nilai ekspor pertambangan, seiring dengan tren penurunan harga komoditas tambang di pasar global," ucap Amalia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement