REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Luasan lahan dan hutan yang terbakar di kawasan Gunung Bromo telah mencapai 504 hektare (ha). Hal ini terutama yang terbakar akibat penggunaan flare dalam prewedding beberapa waktu lalu.
Untuk menangani kebakaran tersebut, tim gabungan diketahui telah melakukan beberapa upaya untuk memadamkan api. Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS), Hendra Wisantara mengatakan, saat ini titik api di kawasan Gunung Bromo sudah padam secara keseluruhan pada Jumat (15/9/2023).
Menurut Hendra, saat ini tim gabungan tengah fokus melakukan pendinginan di titik-titik lokasi bekas kebakaran. "Terutama tonggak-tonggak kayu terbakar, yang berindikasi masih berasap," jelasnya saat dikonfirmasi Republika.
Khusus per 15 September 2023, metode pendinginan dibantu melalui udara lewat helikopter water bombing. Di samping itu, juga dibantu dengan pemadaman jalur darat secara manual menggunakan jet shooter.
Pada hari sebelumnya diketahui kawasan Gunung Bromo hingga Desa Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang sempat diguyur gerimis pada Kamis (14/9/2023) pagi. Kemudian pada siang harinya dilaporkan cuaca sempat mendung. Meksipun demikian, tim tetap melakukan pembasahan atau pendinginan di area bekas kebakaran melalui jalur darat.
Sebelumnya, telah terjadi kebakaran di kawasan wisata Gunung Bromo area Bukit Teletubbies. Situasi ini menyebabkan Balai Besar Taman Nasional, Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS) harus menutup satu atau dua pintu masuk. Namun, karena kebakaran semakin parah, pengelola akhirnya menutup total seluruh pintu masuk mulai 10 Oktober 2023 pukul 19.00 WIB.
Kepala BB TNBTS, Hendro Wijanarko mengungkapkan, proses pemadaman ini masih rangkaian kebakaran yang terjadi di Bukit Teletubbies, beberapa waktu lalu. Api yang disebabkan pemotretan prewedding dengan flare ini sebelumnya telah meluas ke beberapa titik. Hal ini termasuk ke wilayah Gunung Kursi dan Gunung Watangan.