REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengatakan, negosiasi normalisasi hubungan diplomatik Arab Saudi dan Israel masih belum ada pembahasan spesifik, terutama terkait Palestina. Blinken mengatakan, pembahasan ini merupakan proposisi yang sulit.
“Bahkan ketika kami sedang mengerjakannya, ini masih merupakan proposisi yang sulit,” kata Blinken kepada wartawan, dilaporkan Bloomberg, Sabtu (16/9/2023).
Blinken menyebut, hal-hal spesifik dari setiap perjanjian, terutama yang diinginkan oleh berbagai pihak merupakan suatu tantangan. “Jadi meskipun saya yakin hal itu sangat mungkin terjadi, hal itu sama sekali bukan suatu kepastian. Namun kami percaya bahwa manfaat yang akan diperoleh, jika kami mampu mencapainya, tentu akan sepadan dengan usaha yang kami lakukan," kata Blinken.
Blinken mengatakan, pemerintahan Presiden Joe Biden mengharapkan kemajuan dalam sejumlah masalah yang menjadi perhatian AS dalam kesepakatan apa pun yang dicapai antara Saudi dan Israel.
Blinken mengatakan, normalisasi diplomatik Saudi-Israel juga akan membawa stabilitas yang lebih besar di Timur Tengah. Dia menambahkan, pengakuan kedua negara akan bergaung sangat kuat di kawasan ini.
“Kita telah berulang kali tertarik pada wilayah tersebut, ketika wilayah tersebut berada dalam kekacauan, ketika wilayah tersebut berada dalam konflik. Wilayah yang ditentukan oleh integrasi akan menjadi peristiwa yang sangat positif," kata Blinken.
Blinken mengatakan, kesepakatan normalisasi Saudi dan Israel tidak akan mengganggu upaya perdamaian antara Israel dan Palestina untuk mencapai solusi dua negara. "Dan percakapannya dengan para pemimpin Saudi telah memperjelas bahwa perlu ada komponen penting bagi Palestina," ujar Blinken.