REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia kembali terjadi pada Agustus 2023 mencapai 3,12 miliar dolar AS. Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet memproyeksikan secara umum pada sisa 2023 masih ada kemungkinan menurunnya surplus neraca dagang.
“Itu (menurunnya surplus neraca perdagangan) masih akan terjadi bahkan bukan tidak mungkin di akhir tahun neraca dagang akan kembali defisit,” kata Yusuf kepada Republika.co.id, Senin (18/9/2023).
Dia menuturkan hal tersebut dikarenakan harga komunitas berada pada tren yang terus melambat. Selain itu juga bersamaan pada akhir tahun nanti umumnya kebutuhan untuk impor baik untuk bahan baku penolong industri maupun untuk barang konsumsi berpotensi mengalami kenaikan sehingga kemungkinan mendorong dari sisi impor dan akhirnya bisa bermuara terhadap defisit pada neraca dagang.
Untuk itu, Yusuf menegaskan defisit pada neraca dagang harus diantisipasi. “Ini perlu diwaspadai terutama jika defisit ini juga ikut menyumbang pada kenaikan nilai defisit pada neraca transaksi berjalan dalam komposisi neraca transaksi berjalan,” jelas Yusuf.