Senin 18 Sep 2023 09:48 WIB

Perlu Diwaspadai, Neraca Dagang RI Berpeluang Defisit pada Akhir 2023

Indonesia telah mencatatkan surplus selama 40 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Indonesia memungkinkan alami defisit neraca perdagangan di akhir tahun 2023.
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Indonesia memungkinkan alami defisit neraca perdagangan di akhir tahun 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia kembali terjadi pada Agustus 2023 mencapai 3,12 miliar dolar AS. Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet memproyeksikan secara umum pada sisa 2023 masih ada kemungkinan menurunnya surplus neraca dagang.

“Itu (menurunnya surplus neraca perdagangan) masih akan terjadi bahkan bukan tidak mungkin di akhir tahun neraca dagang akan kembali defisit,” kata Yusuf kepada Republika.co.id, Senin (18/9/2023).

Baca Juga

Dia menuturkan hal tersebut dikarenakan harga komunitas berada pada tren yang terus melambat. Selain itu juga bersamaan pada akhir tahun nanti umumnya kebutuhan untuk impor baik untuk bahan baku penolong industri maupun untuk barang konsumsi berpotensi mengalami kenaikan sehingga kemungkinan mendorong dari sisi impor dan akhirnya bisa bermuara terhadap defisit pada neraca dagang.

Untuk itu, Yusuf menegaskan defisit pada neraca dagang harus diantisipasi. “Ini perlu diwaspadai terutama jika defisit ini juga ikut menyumbang pada kenaikan nilai defisit pada neraca transaksi berjalan dalam komposisi neraca transaksi berjalan,” jelas Yusuf.

Hal tersebut menurutnya dapat diukur lebih kompleks. Yusuf menilai ketika melihat defisit pada neraca transaksi berjalan maka faktor dari defisit neraca perdagangan perlu menjadi hal yang dipertimbangkan.

“Jika ternyata defisit pada neraca dagang tersebut menyumbang komposisi yang cukup signifikan dalam defisit pada neraca transaksi berjalan maka saya kira beberapa instrumen kebijakan terutama dari sisi moneter berpotensi akan digunakan untuk merespon kondisi pada defisit neraca transaksi berjalan,” ungkap Yusuf.

Dia menuturkan, agar neraca dagang tidak mengalami penurunan maka kinerja sejumlah hal perlu didorong. Terutama di pasar-pasar ekspor alternatif di luar negara tujuan ekspor utama saat ini.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2023 kembali surplus. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2023 surplus sebesar 3,12 miliar dolar AS.

"Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 40 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Amalia dalam konferensi pers, Jumat (15/9/2023).

Amalia menjelaskan, nilai surplus neraca perdagangan pada Agustus 2023 meningkat lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Hanya saja, angka tersebut lebih rendah dibandingkan surplus neraca perdagangan pada periode yang sama 2022.

Dia menuturkan, surplus yang diperoleh dari transaksi perdagangan sektor nonmigas lebih tinggi yakni 1,34 miliar dolar AS. Hanya saja tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas 4,46 miliar dolar AS.

Selama Januari–Agustus 2023, BPS mencatat sektor migas mengalami defisit 12,05 miliar dolar AS. "Namun masih terjadi surplus pada sektor nonmigas 36,39 miliar dolar AS sehingga secara total mengalami surplus 24,34 miliar," jelas Amalia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement