REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah mencadangkan sedikitnya 80 unit mobil tangki air bersih guna mengantisipasi potensi kekeringan hingga awal musim penghujan tiba.
Cadangan mobil tangki air bersih ini telah disiagakan di sejumlah daerah yang dinilai memiliki kerawanan terhadap bencana kekeringan dan masih berpotensi terjadi hingga sebelum peralihan musim nanti.
"Rawan, artinya dari sisi anggaran penanganan bencana mulai terbatas dan peran CSR dalam membantu penanganan kekeringan tidak banyak," ujar Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah, Bergas Catur Penanggungan, di Semarang, Senin (18/9/2023).
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sejumlah wilayah di Jawa Tengah sudah akan memasuki awal musim penghujan pada November 2023 nanti.
Kendati begitu, hingga pertengahan September tahun ini dampak musim kemarau sudah semakin meluas, yang ditandai oleh kian terbatasnya akses air bersih masyarakat di sejumlah wilayah di berbagai daerah.
"Sekarang ini masih jalan September dan nanti juga masih masuk Oktober, semoga nanti November 2023 nanti Jawa Tengah benar-benar sudah masuk awal musim penghujan," katanya.
Maka untuk mengantisipasi hingga bulan November 2023 nanti, terang Bergas, BPBD Jawa Tengah perlu mengambil langkah dengan mencadangkan sebanyak 80 unit mobil tangki air bersih yang siap disalurkan.
Bergas juga menyampaikan, hingga pertengahan bulan September 2023 ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah telah menyalurkan lebih dari 33 juta liter air bersih untuk warga terdampak kekeringan di berbagai daerah.
"Total mencapai 33.060.300 liter air bersih yang penyalurannya telah dilaksanakan di 32 wilayah kabupaten/kota di Jawa Tengah yang dilaporkan mengalami kekeringan," ujar Bergas.
Sehingga dari 35 kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah, sebanyak 32 daerah di antaranya memang membutuhkan dukungan bantuan air bersih, akibat dampak musim kemarau kali ini.
Jika diperinci lagi, tepatnya ada 850 wilayah desa yang warganya sangat membutuhkan bantuan air bersih. Desa terdampak paling banyak di Kabupaten Blora, Grobogan, Demak, Pati, dan Purbalingga.
"Penyaluran air bersih sudah dipersiapkan sejak Mei 2023 lalu, baik melalui anggaran APBD kabupaten/kota maupun dukungan dari CSR berbagai pihak ketiga/ swasta," kata Bergas.