Selasa 19 Sep 2023 08:10 WIB

Lima Warga AS yang Dibebaskan Iran Tiba di Doha

Tidak diketahui apakah pertukaran tahanan dapat membawa memperbaiki hubungan AS-Iran

Sebuah pesawat yang membawa lima warga Amerika yang dibebaskan oleh Iran meninggalkan Doha pada Senin (18/9/2023).
Foto: AP Photo/Lujain Jo
Sebuah pesawat yang membawa lima warga Amerika yang dibebaskan oleh Iran meninggalkan Doha pada Senin (18/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Sebuah pesawat yang membawa lima warga Amerika yang dibebaskan oleh Iran meninggalkan Doha pada Senin (18/9/2023). Pembebasan warga Amerika ini sebagai bagian dari pertukaran tahanan dengan lima warga Iran yang ditahan di Amerika Serikat (AS), dengan imbalan pencairan dana Iran sebesar 6 miliar miliar AS.

“Hari ini, lima orang Amerika tak berdosa yang dipenjarakan di Iran akhirnya pulang,” kata Presiden AS Joe Biden.

Baca Juga

Gedung Putih mengonfirmasi bahwa sebuah pesawat yang membawa kelima orang tersebut, bersama dengan dua anggota keluarga AS yang meninggalkan Teheran bersama mereka sebelumnya, sedang dalam perjalanan ke AS. Secara terpisah, Press TV milik pemerintah Iran mengatakan, lima warga Iran yang ditahan oleh Amerika Serikat dan didakwa melakukan kejahatan telah dibebaskan. Dua di antaranya telah mendarat di Teheran, dan tiga lainnya diperkirakan tidak akan kembali ke Iran.

“Ini murni aksi kemanusiaan.  Ini tentu saja bisa menjadi sebuah langkah yang bisa dijadikan dasar untuk mengambil tindakan kemanusiaan lainnya di masa depan," kata Presiden Iran Ebrahim Raisi setelah tiba di New York untuk menghadiri Sidang Umum tahunan PBB.

Tidak diketahui apakah pertukaran ini dapat membawa kemajuan dalam memperbaiki hubungan Iran dan AS yang berselisih atas berbagai isu. Mulai dari program nuklir Iran, dukungan terhadap milisi Syiah regional, kehadiran pasukan AS di Teluk, dan sanksi AS terhadap Iran.

Hubungan antara Amerika Serikat dan Iran, yang merupakan musuh selama lebih dari 40 tahun, menjadi sangat buruk sejak mantan Presiden AS Donald Trump pada 2018 mengingkari kesepakatan untuk mengekang program nuklir Iran dan menerapkan kembali sanksi AS. Washington mencurigai program tersebut mungkin bertujuan untuk mengembangkan senjata nuklir  yang dapat mengancam Israel atau sekutu AS di Teluk Arab.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membiarkan pintu terbuka untuk diplomasi mengenai senjata nuklir. Blinken menggambarkan persoalan nuklir sebagai masalah nomor satu yang menjadi perhatian.

“Saat ini, kami belum melakukan hal tersebut, namun kami akan melihat di masa depan apakah ada peluang,” kata Blinken kepada wartawan di New York.

Para analis AS menyuarakan keraguan bahwa akan ada kemajuan dalam masalah nuklir atau isu lainnya seiring dengan pertukaran tahanan. “Pertukaran tahanan kemungkinan membuka jalan bagi diplomasi tambahan seputar program nuklir pada musim gugur ini, meskipun prospek untuk benar-benar mencapai kesepakatan sangat kecil,” kata Henry Rome dari Washington Institute for Near East Policy.

Sebagai bukti bahwa pertukaran tahanan tidak mengubah sikap AS terhadap Iran, Biden  mengumumkan sanksi baru AS terhadap mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan kementerian intelijen Iran karena keterlibatan dalam penahanan yang salah.  “Kami akan terus mengenakan sanksi pada Iran atas tindakan provokatif mereka di wilayah tersebut,” kata Biden.

Biden berterima kasih kepada pemerintah Qatar, Oman, Swiss dan Korea Selatan atas bantuan mereka dalam menjamin pembebasan tersebut.

Qatar memediasi pembicaraan tidak langsung AS-Iran mengenai para tahanan. Sementara Swiss membantu transfer dana dari Korea Selatan ke Qatar. Swiss mewakili kepentingan AS di Teheran, karena Amerika Serikat dan Iran tidak memiliki hubungan diplomatik.

Sebuah pesawat yang dikirim oleh Qatar menerbangkan lima warga AS dan dua kerabat mereka keluar dari Teheran. Penerbangan berlangsung setelah kedua belah pihak mendapat konfirmasi bahwa dana sebesar 6 miliar dolar AS telah ditransfer dari Korea Selatan ke rekening Qatar.

Potensi penahanan warga AS oleh Iran....

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement