Kamis 21 Sep 2023 05:05 WIB

Debit Air di Situ Gunung Sukabumi Terus Menyusut

Kondisi air Situ Gunungsurut hingga sekitar 70 persen.

Rep: Riga Nurul Iman / Red: Agus Yulianto
Suasana waduk saat airnya menyusut. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana waduk saat airnya menyusut. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dampak kekeringan terlihat jelas di Danau Situ Gunung di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Sebab, debit air di danau tersebut mengalami surut sekitar 70 persen dan berakibat mengancam pasokan air bagi warga.

''Debit air di kawasan Situ Gunung mengalami surut sejak memasuki musim kemarau dua bulan terakhir. Bahkan, kondisi air surut hingga sekitar 70 persen,'' ujar Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Kadudampit, Sukabumi, Didin Safrudin, Rabu (20/9/2023).

Kondisi ini, kata dia, dikarenakan musim kemarau yang cukup panjang. Meskipun saat ini masih ada air dalam jumlah kecil.

Namun, kata Didin, jika kemarau masih terus berlangsung, maka dapat berpotensi ke areal pertanian warga gagal panen. Ia menerangkan, air di Situ Gunung untuk mengairi tiga desa di wilayah Kecamatan Kadudampit yaitu Desa Sukamanis, Cikahuripan dan Desa Muara Dua.

Didin menuturkan, air dari situ juga bukan hanya mengairi Kecamatan Kadudampit. Melainkan airnya juga mengalir ke wilayah Cikukulu Kecamatan Cicantayan, Sukabumi.

Kepala UPTD PSDA Wilayah Sungai Cisadea-Cibareno, Andria Hendraningrat mengatakan, dampak El Nino berupa kekeringan untuk Kabupaten Sukabumi memang cukup terasa. Hal ini karena pengaruh dari penguapannya begitu cepat.

''Danau Situ Gunung itu memang terjadi sedimentasi yang cukup tinggi. Selain itu daerah resapannya sudah mulai berkurang dan harus sudah dilakukan pengerukan,'' kata Andria.

Menurut Andria, air di Situ Gunung ini normalnya dapat mengairi lahan pertanian sekitar 100 hektare di Kecamatan Kadudampit. Sehingga UPTD PSDA Wilayah Sungai Cisadea-Cibareno akan mulai menjalin kerja sama dengan pihak TNGGP, untuk segera melakukan pengerukan di lokasi Situ Gunung.

Rencana itu, kata Andria, tergantung dari TNGGP karena kawasannya menjadi kewenangan mereka. Untuk mengantisipasi terjadinya gagal panen, UPTD PSDA Wilayah Sungai Cisadea-Cibareno pada jauh-jauh hari telah menganjurkan kepada para petani, agar penanaman padi tidak dilakukan untuk di musim tanam.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement