Rabu 20 Sep 2023 20:43 WIB

Ini Faktor Penyebab Kian Berkurangnya Populasi Ikan Konsumsi di Rawapening

Beberapa spesies di antaranya bahkan di ambang kepunahan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Dua orang warga sedang memancing ikan di kawasan Danau Rawapening.
Foto: Republika/bowo pribadi
Dua orang warga sedang memancing ikan di kawasan Danau Rawapening.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Jumlah populasi ikan konsumsi di Danau Rawapening, Kabupaten Semarang, Jateng, terus mengalami penurunan. Bahkan, beberapa spesies di antaranya di ambang kepunahan.

Oleh karena itu, langkah-langkah untuk mencegah penurunan populasi ikan konsumsi di Rawapening ini terus dilakukan berbagai pihak.

Kali ini, Perum Jasa Tirta I bersama dengan PT PLN Indonesia Power, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang menebar 50 ribu ekor benih ikan nilem di kawasan Danau Rawapening.

Pelepasan puluhan ribu ekor benih ikan ini dilaksanakan di kawasan Daya tarik Wisata (DTW) Bukit Cinta, lingkungan Desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Rabu (20/9/2023).

Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) IV Perum Jasa Tirta I, Didit Priambodo mengungkapkan, pelepasan benih ikan di danau Rawapening ini merupakan kegiatan yang rutin dilakukan oleh Perum Jasa Tirta.

Tujuannya untuk mengembalikan daya dukung ekosistem di Danau Rawapening agar terjadi keseimbangan. “Apabila populasi ikan konsumsi meningkat, maka laju pertumbuhan eceng gondok yang selama ini menjadi masalah di Rawapening bisa dihambat,” kata dia.

Dengan kembalinya populasi ikan konsumsi, papar Didit, juga akan membantu meningkatkan perekonomian nelayan tangkap yang setiap hari mencari nafkah di Rawapening.

Sehingga benih ikan konsumsi yang dilepaskan hari ini, nantinya bisa berkembang dengan baik dan dapat dimanfaatkan oleh para nelayan maupun masyarakat sekitar.

“Baik masyarakat yang ada di Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Bawen, serta di Kecamatan Tuntang,” jelasnya.

Sementara itu, Senior Manager PT PLN Indonesia Power Mrica Power Generation Unit (PGU), Nazrul Very Andhi menambahkan, Danau Rawapening merupakan sumber energi primer Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jelok, di Desa Delik, Kecamatan Tuntang.

PLTA Jelok ini mampu menghasilkan daya 4 x 5 megawatt (MW) yang disalurkan untuk pelanggan listrik di Jateng. Salah satu problem yang dihadapi adalah laju populasi gulma air enceng gondok yang sangat cepat.

Salah satu ikhtiar untuk merawat dan menjaga pasokan air bagi kebutuhan pembangit PLTA Jelok adalah melalui pengendalian laju populasi enceng gindok yang menutup permukaan air Rawapening.

Pelepasan benih ikan hari ini menjadi salah satu cara untuk membantu menghambat laju populasi gulma air tersebut. “Jika air Rawapening bersih, daya tampungnya terjaga, maka PLTA Jelok bisa optimal beroperasi melayani kebutuhan listrik masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Istichomah menambahkan, saat ini di Rawapening ada sedikitnya 1.600 nelayan tangkap.

Mereka sangat mengandalkan ikan hasil tangkapan dari Danau Rawapening. Sejak problem lingkungan terjadi di danau alam ini, mereka megeluh hasil tangkapan ikan juga tidak bisa maksimal.

Selain faktor buruknya kualitas air, salah satu penyebabnya adalah populasi ikan predator. “Akibatnya beberapa jenis ikan konsumsi dan iken endemik Rawapening populasinya terus menurun,” jelas dia.

Ia juga menyebut, secara habitat, ikan nilem tidak jauh berbeda dengan wader ijo yang merupakan ikan endemik. “Sehingga diharapkan bisa berkembang dengan baik dan meningkatkan kesejahteraan para nelayan,” tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement