Kamis 21 Sep 2023 13:17 WIB

Anak Kena ISPA Akibat Polusi Udara, Kapan Harus ke Dokter?

Tanda dan gejala ISPA sangat bervariasi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Anak mengalami ISPA (ilustrasi). Jika gejala ISPA tak kunjung hilang atau mulai mengganggu ritme napas, maka anak harus dibawa ke dokter.
Foto: www.hippopx.com
Anak mengalami ISPA (ilustrasi). Jika gejala ISPA tak kunjung hilang atau mulai mengganggu ritme napas, maka anak harus dibawa ke dokter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu penyakit yang mudah menyerang di tengah polusi udara yang memburuk di Jakarta dan sekitarnya adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Dokter spesialis anak RSIA Family dan RSIA Grand Family, dr Handoko Lowis, SpA mengatakan, penyakit ini menyerang salah satu atau lebih bagian dari saluran napas mulai dari hidung hingga alveoli, termasuk adneksa (struktur tambahan suatu organ) seperti sinus pada hidung, rongga telinga tengah pada telinga, dan pleura pada paru. 

"Disebut akut karena infeksi berlangsung hingga 14 hari, meskipun untuk beberapa penyakit yang termasuk ISPA, proses ini berlangsung lebih dari 14 hari," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (21/9/2023).

Baca Juga

Dia mengatakan, penyebab utama terjadinya infeksi saluran pernapasan bawah adalah bakteri, sebagai contoh Streptococcus pneumoniae yang di banyak negara merupakan penyebab paling umum pneumonia. Tanda dan gejala ISPA sangat bervariasi. Mulai dari yang ringan sampai berat antara lain demam, pusing, lemas, tidak nafsu makan, muntah, suara napas mengi, nyeri dada, sesak napas, dan kurang oksigen. Setelah itu, dapat berlanjut pada gagal napas apabila tidak mendapat pertolongan, bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Kapan harus ke dokter?

Menurutnya, biasanya batuk, pilek, atau sakit tenggorokan dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu satu sampai dua pekan tanpa harus melakukan pengobatan atau cukup dengan minum obat dari rumah. Namun, jika gejala yang dirasakan tak kunjung hilang, bahkan mulai mengganggu ritme napas dan menyebabkan sesak napas, segera temui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Dokter dapat mendiagnosa ISPA melalui pemeriksaan fisik dengan menanyakan gejala, serta melihat langsung kondisi fisik dari pasien yang bisa meliputi pemeriksaan kondisi hidung, telinga, hingga tenggorokan untuk melihat adanya tanda-tanda infeksi. Serta pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis dengan cara rontgen," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement