REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Yogyakarta memprediksi awal Musim Hujan 2023/2024 di DIY diprakirakan mundur dari kondisi rata-ratanya.
Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta Etik Setiyaningrum menjelaskan, musim hujan diprediksi dari dinamika atmosfer-laut. Ada beberapa dinamika atmosfer-laut yang diprediksi.
Pertama, fenomena ENSO pada bulan Juli 2023 berada dalam kondisi El Niño Moderat dan diprediksi akan bertahan hingga awal 2024. Kedua, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) pada bulan Juli 2023 berada pada kondisi netral dan diprediksi menuju fase IOD Positif pada awal bulan Agustus dan diprediksi bertahan hingga akhir tahun 2023.
Ketiga, anomali Suhu Muka Laut Perairan Indonesia (Sea Surface Temperature/SST) pada bulan Juli umumnya netral dan diprediksikan bulan Agustus-November 2023 dalam kondisi normal hingga dingin. Keempat, Monsun Asia diprakirakan mulai memasuki wilayah Indonesia utara ekuator pada bulan Desember 2023 dengan intensitas relatif sama dengan pola normalnya, dan akan memasuki seluruh wilayah Indonesia pada bulan Januari 2024.
Kemudian, posisi daerah pertemuan angin di sekitar ekuator (Inter Tropical Convergence Zone/ITCZ) pada bulan Juli 2023 masih berada di utara ekuator dan bergerak ke arah selatan mengikuti pergerakan tahunannya.
Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer-laut tersebut di atas, diprakirakan Awal Musim Hujan 2023/2024 DIY terjadi pada November dasarian I (meliputi Kabupaten Kulonprogo bagian utara). November dasarian II (meliputi Kabupaten Sleman bagian utara dan Kabupaten Gunungkidul bagian tengah dan selatan).
Kemudian November dasarian III (meliputi Kabupaten Kulonprogo bagian tengah dan selatan, sebagian Kabupaten Bantul bagian barat, Kabupaten Bantul bagian tengah dan selatan, Kabupaten Gunungkidul bagian utara). Lalu Desember dasarian I (meliputi Kabupaten Sleman bagian selatan, Kabupaten Bantul bagian utara, sebagian Kabupaten Gunungkidul bagian barat).
"Dari 8 Zona Musim (ZOM) di DIY, 7 ZOM (87,5 persen) diprakirakan akan mulai memasuki musim hujan pada bulan November 2023 dan 1 ZOM (12,5 persen) pada bulan Desember 2023. Apabila dibandingkan dengan rata-ratanya, Awal Musim Hujan 2023/2024 di DIY diprakirakan mundur 2-3 dasarian dari rata-ratanya," ujar Etik kepada Republika, Jumat (22/9/2023).
Lebih lanjut ia memaparkan, sifat hujan selama musim hujan 2023/2024 di DIY diprakirakan dalam kategori Bawah Normal (BN) meliputi 1 ZOM (12,5 persen) Normal (N) meliputi 7 ZOM (87,5 persen). "Puncak Musim Hujan 2023/2024 di DIY diprakirakan terjadi pada bulan Februari 2024," ujarnya.
Adapun durasi musim hujan 2023/2024 di D. I Yogyakarta diprakirakan bervariasi antara 13-21 dasarian dengan perincian 1 ZOM (12,5 persen) selama 13-15 dasarian, 6 ZOM (75 persen) selama 16-18 dasarian, 1 ZOM (12,5 persen) selama 19-21 dasarian.
Sedangkan akhir musim hujan 2023/2024 di DIY diprakirakan berakhir pada April dasarian III umumnya wilayah DIY, dan Mei dasarian I di Kabupaten Kulonprogo bagian utara.
Berdasarkan prediksi tersebut, BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat luas untuk lebih siap dan antisipatif terhadap dampak musim hujan 2023/2024 yang cenderung mundur dari kondisi rata-ratanya dengan melakukan penghematan penggunaan air bersih dan penyesuaian pola tanam.
"Pada periode peralihan musim (akhir Oktober-pertengahan November 2023) perlu diwaspadai cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, dan potensi hujan es yang bisa terjadi pada periode tersebut," kata Etik.
Pemerintah Daerah dan masyarakat di wilayah rawan banjir, tanah longsor dan angin kencang juga dihimbau waspada menjelang dan pada puncak musim hujan dengan melakukan tindakan mitigasi bencana meliputi membersihkan saluran-saluran air, memangkas dahan pohon, memastikan kekuatan baliho-baliho di jalan raya dan tindakan-tindakan mitigasi bencana lainnya.