REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya sekaligus adik kandung Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Prof Siti Marwiyah menyebut bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo berpengalaman membereskan persoalan rakyat.
Prof Siti mengatakan, dirinya sangat mengenal Ganjar baik secara pribadi maupun dari media. Menurutnya, Ganjar adalah pemimpin yang suka turun menemui masyarakat.
"Pak Ganjar yang saya kenal itu memang orangnya humble. Beliau sangat sederhana dan merakyat," ucap Siti di sela-sela diskusi kebangsaan BEM Nusantara di Unitomo Surabaya, Sabtu.
Siti menjelaskan, pengalaman Ganjar sangat luas baik sebagai anggota DPR RI maupun Gubernur Jateng dua periode. Kedekatan Ganjar dengan rakyat membuatnya mudah menyelesaikan berbagai persoalan.
"Beliau sosok negarawan dan dekat dengan rakyat. Karena dekatnya dengan rakyat itulah, maka banyak persoalan di masyarakat cepat selesai," kata Siti.
Hal serupa juga disampaikan Ketua BEM Nusantara, Ahmad Supardi. Ia mengapresiasi kepedulian Ganjar pada generasi muda khususnya mahasiswa.
"Saya kira pak Ganjar hanya mau datang kalau diundang pengurus pusat saja, tapi ternyata diundang pengurus daerah juga hadir. Dan sambutannya hari ini luar biasa. Ini artinya pak Ganjar memang suka dan cinta pada milenial dan mahasiswa," kata Supardi.
Supardi bahkan menyampaikan pantun khusus untuk Ganjar. Di pantun itu, Ganjar disebutnya sebagai tokoh inspiratif harapan bangsa.
"Ada banyak lelaki buaya, berkeliling mencari mangsa. Telah hadir bapak Ganjar di Surabaya, tokoh inspiratif harapan bangsa," kata dia disambut tepuk tangan riuh dari ratusan mahasiswa.
Seperti diketahui, Ganjar diundang menghadiri acara diskusi oleh BEM Nusantara di Unitomo Surabaya. Pada kesempatan itu, Ganjar menyampaikan sejumlah ide dan gagasan untuk membangun Indonesia Emas 2045. Sejumlah isu dibahas Ganjar, mulai mental health, ekonomi digital hingga lingkungan.
Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.