Rabu 27 Sep 2023 17:40 WIB

Nafas dan Halodoc Paparkan Lima Temuan Studi Soal Polusi Udara

Saat polusi udara meningkat, keluhan gangguan pernapasan naik di atas 30 persen.

Orang tua membawa anaknya yang menderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) untuk berobat di Puskesmas Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (29/8/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Orang tua membawa anaknya yang menderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) untuk berobat di Puskesmas Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (29/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform digital pemantau kualitas udara, Nafas, berkolaborasi dengan Halodoc, layanan kesehatan digital (telemedisin), memaparkan lima temuan utama dari hasil studi bersama terkait polusi udara yang dilakukan pada Juni-Agustus 2023.

"Terjadi peningkatan keluhan penyakit pernapasan di Halodoc sebesar 34 persen pada Juni, ketika terdapat kenaikan polusi PM (Particulate Matter) 2.5 sebesar 10 μg/m3," kata Chief of Medical Halodoc, Irwan Heriyanto, dalam keterangan di Jakarta, Rabu (27/9/2023).

Baca Juga

Pada periode Juni-Agustus 2023, kata dia, polusi udara meningkat dengan persentase keluhan penyakit pernapasan di setiap kecamatan di Jabodetabek meningkat hingga 41 persen. Kemudian kejadian polusi tinggi (PM2.5 di atas 55 μg/m³) tercatat lebih sering dibandingkan waktu lainnya.

"Hal tersebut menimbulkan potensi semakin tinggi risiko terjadinya keluhan penyakit pernapasan dalam kurun waktu 12 jam," ujarnya.

Selanjutnya, kata Irwan, keluhan terkait Sinusitis dan Asma mengalami kemunculan kasus tercepat 3 jam - 48 jam, sementara keluhan terkait Asma dan Bronkitis mengalami peningkatan kasus tertinggi hingga lima kali lipat.

Adapun peningkatan kasus penyakit pernapasan tertinggi, lanjutnya, terjadi pada kelompok sensitif yaitu sebesar 48 persen di kelompok usia di atas 55 tahun, dan disusul 32 persen di kelompok usia 0-17 tahun.

Melalui studi ini, Irwan berharap dapat meningkatkan literasi kesehatan dari yang semula bersifat kuratif menjadi preventif.

Sementara Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Anas Ma'ruf mengapresiasi adanya upaya dari seluruh pihak yang telah peduli terhadap isu polusi udara.

Anas mengajak masyarakat melindungi diri dan menjaga lingkungan dari polusi, yang dimulai dari lingkup terkecil, seperti pengurangan penggunaan kendaraan bermotor berbahan fosil, tidak lakukan pembakaran sampah, serta mengurangi emisi dari rumah tangga seperti asap rokok.

"Kami mendorong masyarakat untuk menerapkan dua hal untuk mencegah dampak polusi udara yaitu memakai masker medis, terutama bila beraktivitas di luar ruangan, dan segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan bila mengalami gangguan pernapasan," ucapnya.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement