Rabu 27 Sep 2023 18:30 WIB

Ratusan Hektare Kolam Budi Daya Ikan di Sleman Kekurangan Air Terdampak Kekeringan

Sebanyak 126 hektare atau 11,13 persen dari total budidaya di Sleman kekurangan air.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus raharjo
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menghadiri merti dusun di Padukuhan Gabugan, Kalurahan Pandowoharjo, Kapanewon Sleman.
Foto: Dokumen
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menghadiri merti dusun di Padukuhan Gabugan, Kalurahan Pandowoharjo, Kapanewon Sleman.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menyebut sejumlah kolam budi daya ikan wilayah di Sleman mengalami kekeringan. Kolam budi daya ikan yang terdampak kekeringan di antaranya berada di wilayah Minggir, Mlati, Godean, dan Gamping.

"Subsektor perikanan di Kabupaten Sleman juga mengalami kendala yang sama. Berdasarkan data yang diperoleh seluas 75 hektare kolam budi daya di Sleman Barat seperti Kapanewon Minggir, Mlati, Godean, dan Gamping telah mengalami kekeringan air. Demikian juga di wilayah lereng Merapi dilaporkan mengalami kekurangan air hingga 7,8 hektare," kata Danang saat menerima Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI di Stasium KIPM Yogyakarta, Maguwoharjo, Sleman, Rabu (27/9/2023).

Baca Juga

Selain di wilayah tersebut, wilayah Sleman lain seperti Ngaglik, Ngemplak, Kalasan, dan Prambanan juga mengalami kekurangan air dengan luas 42 hektare. Sehingga total budi daya yang mulai kekurangan air sebanyak 126 hektare atau 11,13 persen dari total budi daya di Sleman.

"Untuk meminimalisir dampak kekeringan tersebut, Pemda Sleman melakukan langkah pemanfaatan budidaya nila dengan sistem bioflok," ucapnya.

Selain itu, untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap ikan, Pemda Sleman menggunakan multivitamin dan probiotik pada sistem budi dayanya. Dengan upaya tersebut, Danang berharap dampak kekeringan bisa diminimalisasi.

Danang juga mengungkapkan, tahun ini Pemkab Sleman membagikan 53 unit pompa air kepada petani. Pemkab Sleman menyiapkan bantuan pertanian berupa pembangunan irigasi air tanah dangkal sebanyak 5 unit, sumur dangkal 35 unit serta rehabilitasi jaringan irigasi tersier sebanyak 35 unit dengan total alokasi mencapai 8,7 miliar.

"Sebagai langkah antisipatif kami juga mengimbau masyarakat di wilayah tadah hujan untuk membuat bangunan penampung air atau embung sebagai salah satu perwujudan kearifan lokal," ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo meresmikan hasil kegiatan dana alokasi khusus pertanian dan perikanan tahun 2023 di Padukuhan Jambu Bangkong, Wukirsari, Cangkringan, Selasa (26/9/2023). Hasil kegiatan tersebut berupa sumur ladang, sumur irigasi air tanah dangkal dan perbaikan jaringan air tersier senilai Rp 8,8 Miliyar.

Kustini mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi timbulnya kerugian dari musim kemarau yang dapat berdampak hingga menjadi krisis pangan. Meskipun Kustini menjelaskan, hingga saat ini belum ada dampak signifikan di Kabupaten Sleman.

"Kita harus berupaya untuk terus meningkatkan produktivitas pertanian dan ketersediaan pangan. Khususnya dalam mengatasi dampak El Nino ini kita lakukan upaya untuk menjamin ketersediaan air, baik untuk sawah maupun kolam," kata Kustini dalam keterangannya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono, menjelaskan, dampak fenomena El Nino semakin memberikan pengaruh terhadap menurunnya persediaan air sawah maupun kolam hingga menurunkan produksi pertanian. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan memfasilitasi bantuan berupa 74 unit sumur ladang, 5 unit IATD dan 34 paket RJIT dari Bidang Tanaman Pangan dari Bidang Tanaman Pangan.

Kemudian dari Bidang Hortikultura dan Perkebunan berupa pembangunan 10 paket sumur ladang. "Selanjutnya Bidang Peternakan berupa pembangunan 3 paket IATD dan Bidang Perikanan berupa pembangunan 4 unit sumur. Dan anggaran pelaksanaan kegiatan bersumber dari Dana Alokasi Khusus bidang Pertanian dan Dana Alokasi Khusus Bidang Perikanan," ujar Pramono.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement