REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Madani International Film Festival (Madani IFF) 2023 kembali digelar di Jakarta, kali ini salah satu fokusnya mengangkat isu soal negara Palestina, termasuk perjuangan rakyatnya. “Sebenarnya udah lama sekali kita ingin punya fokus country Palestina, ya. Karena dengan segala keterbatasannya, dengan situasi yang dihadapinya, para sineas di Palestina sekarang juga bagus-bagus,” ujar Produser, Board Madani IFF 2023 Putut Widjanarko pada jumpa pers di Jakarta, Rabu (27/9).
Putut mengatakan, pemilihan fokus negara Palestina pada Madani IFF 2023 didasari oleh langkah politik beberapa negara Arab untuk menyepakati normalisasi hubungan dengan Israel, yang dapat memperlemah solidaritas Arab dalam membantu Palestina mencapai kemerdekaan dari penjajahan Israel.
“Mengapa kita menampilkan fokus Negara Palestina, di tengah bahwa sekarang ada gelombang akan adanya normalisasi hubungan beberapa negara dengan Israel. Nah jadi kita inginnya, 'tunggu bahwa ini sebenarnya ada banyak hal yang belum selesai'," kata dia.
Putut menyebut, dalam festival film berskala internasional yang memiliki tujuan memberikan gambaran kehidupan muslim di berbagai belahan dunia itu, kali ini akan mengundang beberapa narasumber untuk sesi diskusi, salah satunya sineas Palestina Mohanad Yaqubi, yang akan diterbangkan langsung ke Jakarta.
Pada festival yang akan memutarkan berbagai film mancanegara itu, film dokumenter karya Mohanad, R-21 (Restoring Solidarity) dipilih menjadi film pembuka. Film itu dibuat melalui arsip asli dokumentasi Tokyo tentang perjuangan rakyat Palestina untuk mencapai perdamaian.
“Ternyata itu arsip yang sangat langka mengenai dukungan sebagian masyarakat Jepang pada perjuangan Palestina. Selain itu, Mohanad akan datang pada sepanjang festival, kita berdiskusi juga bagaimana situasi Palestina, film, dan lainnya,” jelas Putut.
Selain isu eskalasi konflik di Palestina, festival yang diinisiasi oleh Mizan dan Pabrikultur, serta didukung Komite Film Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) itu juga mengangkat bencana besar di Turki dan Syria, serta krisis berbasis gender di Iran dan Afghanistan, dengan mengusung tema 'Buhul' yang berarti 'simpul tali' yang mengikat kuat.
“Kita membutuhkan solidaritas serta ikatan kemanusiaan yang lebih kukuh. Madani International Film Festival ke-6 ini mengangkat tema "Buhul" yang dapat diartikan sebagai ikatan, seperti simpul pada sebuah tali,” ujar Wakil Ketua II DKJ Felencia Hutabarat.
Adapun pada pagelaran ini, sebanyak 75 film dari 26 negara yang sebelumnya telah dikurasi dari lebih dari 1.700 film itu siap tayang untuk disaksikan bersama publik secara gratis, salah satu konsepnya dengan bioskop layar tancap, yakni Madani Misbar.
Selain itu, ada pula kompetisi pembuatan film pendek dan diskusi publik dengan mendatangkan berbagai narasumber lokal dan mancanegara. Madani IFF 2023 akan dihelat pada 7-12 Oktober 2023 di beberapa venue, yakni Madani Misbar di area halaman Teater Besar, Teater Asrul Sani, dan Teater Sjuman Djaya di lantai empat Gedung Trisno Soemardjo, Taman Ismail Marzuki, Epicentrum XXI, Metropole XXI, dan Binus University Alam Sutera.