Ahad 01 Oct 2023 16:48 WIB

Titik Api Berkobar di TPA di 16 Lokasi, Siti: Jangan Dibiarkan Meluas

Langkah paling penting penanganan api di TPA adalah identifikasi dan pemadaman

Rep: Novita Intan / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah pemulung mencari sampah bernilai jual di antara kepulan asap akibat kemunculan titik api di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatiwaringin, Tangerang, Banten, Senin (25/9/2023). Sejumlah titik api masih muncul pascakebakaran TPA Jatiwaringin yang terjadi sejak pertengahan Agustus lalu, dan diduga karena gas metana terbakar akibat suhu panas musim kemarau.
Foto: ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Sejumlah pemulung mencari sampah bernilai jual di antara kepulan asap akibat kemunculan titik api di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatiwaringin, Tangerang, Banten, Senin (25/9/2023). Sejumlah titik api masih muncul pascakebakaran TPA Jatiwaringin yang terjadi sejak pertengahan Agustus lalu, dan diduga karena gas metana terbakar akibat suhu panas musim kemarau.

REPUBLIKA.CO.ID, Musim Kemarau, KLHK Identifikasi Titik Api di 16 TPA di Jawa

JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berupaya memantau titik api akibat kebakaran hutan dan lahan yang sering terjadi beberapa lokasi. Data hasil pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu maksimum terukur selama periode 22-29 September 2023 beberapa wilayah Indonesia terjadi cukup tinggi, levelnya berada kisaran suhu antara 35-38.0 °C pada siang hari. 

Adapun suhu maksimum tertinggi selama periode tersebut ada yang mencapai hingga 38.0 °C yang terukur di Kantor Stasiun Klimatologi Semarang-Jawa Tengah pada 25 dan 29 September 2023, serta di Stasiun Meteorologi Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, pada 28 September 2023. 

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, suhu udara yang terjadi pada waktu belakangan ini memang terpantau meningkat dibandingkan normalnya. 

“Kasus-kasus kebakaran hutan dan lahan termasuk tempat pemrosesan akhir (TPA) pada dasarnya yang paling penting itu dimonitor, ditangani, dan jangan dibiarkan meluas," ujarnya dalam keterangan resmi, Ahad (1/10/2023).

Pandangan ini disampaikan Siti karena saat pihaknya mengunjungi beberapa TPA Sampah di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur melalui jalur darat, sejak 30 September hingga 1 Oktober 2023. Adapun junjungan ini untuk menyelidiki penyebab kebakaran beberapa TPA dan mengkaji cara terbaik pencegahannya. 

"Saya bersama tim KLHK menempuh jalan darat mulai dari Jabar, Jateng dan ke Jatim incognito lapangan sehubungan dengan persoalan TPA yang terbakar. Sampai saat ini terdapat variasi penanganan yang dilakukan oleh pemda dan tim lapangannya," ucapnya.

Siti menyebut, pihaknya dari Kementerian, ingin melihat persisnya kenapa ada api. Karena ada teorinya juga, kalau ada gas metan, kemudian ada angin kencang dan ada oksigen itu pasti terbakar. "Itu yang kita mau lihat, pelajari dan kita tangani," ujarnya.

Menurutnya tercatat kejadian TPA terbakar pada 16 kabupaten dalam tahun ini. Dirinya menegaskan jalan keluar harus dicarikan dan dari data di lapangan akan ditempuh langkah-langkah antar kebijakan untuk penyelesaiannya.

"Sedang terus diidentifikasi dan besok akan lanjutkan perjalanan ke Jatim. Sekarang break dulu di Jateng. Semoga lancar dan ada jalan keluar yang baik dan cepat bisa diselesaikan," ujarnya.

Sebagaimana diketahui pada musim kemarau tahun ini, akibat cuaca panas dan angin kencang kebakaran hutan dan lahan kerap terjadi di beberapa lokasi, salah satunya di TPA.

Kebakaran yang terjadi di TPA Kopi Luhur, Cirebon Jawa Barat telah padam pada 29 September 2023. Siti menyimpulkan jika kebakaran di TPA Kopi Luhur ini cepat padam karena cepat tertangani, sehingga api tidak membesar dan meluas. 

Setelah dari TPA Kopi Luhur, di Cirebon, Jawa Barat, Siti melanjutkan kunjungannya ke TPA Pesalakan di Pemalang, Jawa Tengah. Rencananya, pada esok hari, Menteri Siti akan meninjau ke TPA Randegan di Mojokerto dan berlanjut ke TPA Tlekung di Malang. 

"Kami jalan akan cek spot satu persatu polanya apa dan bagaimana cara menanganinya," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement