REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Serangan bom terjadi di depan gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Turki pada Ahad (1/10/2023). Rekaman kamera pengawas menunjukkan bahwa sebelum bom meledak, sebuah mobil berhenti di depan gerbang utama Kemendagri Turki.
Salah satu penumpang di mobil tersebut kemudian turun dan berjalan dengan cepat ke arah gedung Kemendagri Turki. Pada momen itu bom meledak dan menyebabkan dua petugas terluka, salah satunya menderita luka pecahan peluru. Sementara seorang pelaku lainnya berhasil dilumpuhkan aparat setempat.
A suicide bombing attack in front of the Interior Ministry in the Turkish capital, Ankara, left two police officers with injuries described by Turkey’s interior minister as not life threatening pic.twitter.com/EcJB3a4g82
— Middle East Eye (@MiddleEastEye) October 1, 2023
Seorang pejabat senior Turki mengungkapkan, sebelum aksi pengeboman berlangsung, kedua pelaku terlebih dulu membajak mobil yang dikendarainya. Pengemudi mobil dibunuh oleh kedua pelaku di Kayseri, sebuah kota 260 km tenggara Ankara, sebelum melakukan serangan.
Rekaman Reuters setelah ledakan menunjukkan sebuah kendaraan kargo Renault diparkir, jendela pecah, dan pintu terbuka. Kondisi itu di tengah puing-puing berserakan di jalan dikelilingi oleh tentara, polisi, ambulans, truk pemadam kebakaran, dan kendaraan lapis baja.
Menteri Dalam Negeri, Ali Yerlikaya mengatakan, dua petugas polisi terluka ringan dalam insiden yang terjadi pada pukul 09:30 waktu setempat.
“Dua orang teroris datang dengan kendaraan niaga ringan di depan pintu masuk Direktorat Jenderal Keamanan Kementerian Dalam Negeri dan melakukan serangan bom. Perjuangan kami akan terus berlanjut sampai teroris terakhir dinetralisir,” kata Yerlikaya.
Ledakan itu terjadi hampir setahun setelah enam orang tewas dan 81 luka-luka dalam ledakan di sebuah jalanan di pusat kota Istanbul yang sibuk. Selama serangkaian kekerasan pada 2015 dan 2016, militan Kurdi, ISIS, dan kelompok lain mengklaim atau dituduh bertanggung jawab atas beberapa serangan di kota-kota besar Turki. Pada Maret 2016, sebanyak 37 orang tewas di Ankara ketika sebuah mobil berisi bom meledak di pusat transportasi yang ramai.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidatonya pada pembukaan parlemen sesaat setelah insiden tersebut mengungkapkan, serangan bom yang menargetkan gedung kemendagri negaranya merupakan upaya terbaru untuk meneror Turki.
“Mereka yang mengancam perdamaian dan keamanan warga negara belum mencapai tujuannya dan tidak akan pernah mencapai tujuannya,” ujar Erdogan.