REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Mantan bek kanan Manchester United (MU), Gary Neville, menilai, Manchester United dan Chelsea memiliki problem serupa, yang menjadi salah satu alasan utama keterpurukan dua klub tersebut di pentas Liga Primer Inggris musim ini. Namun, Neville menegaskan, problem tersebut bukan terletak pada kemampuan pelatih di masing-masing tim.
Berbeda dari anggota The Big Six lainnya, laju Chelsea dan Mn United begitu terseok-seok pada awal musim ini. Dari tujuh partai di Liga Primer Inggris, Man United menelan empat kekalahan dan memetik tiga kemenangan. Terakhir, Iblis Merah dibekap Crystal Palace, 1-0, kala tampil di Stadion Old Trafford, akhir pekan lalu.
Imbas dari catatan minor tersebut, MU terpuruk di peringkat kesepuluh klasemen sementara Liga Primer Inggris dengan hanya mengoleksi sembilan poin dari tujuh laga awal. Raihan poin ini sekaligus menandai start terburuk Iblis Merah di sepanjang sejarah partisipasi di Liga Primer Inggris.
Kondisi Chelsea tidak lebih baik dari Man United. Pengoleksi enam titel Liga Inggris itu menelan tiga kekalahan, dua hasil imbang, dan hanya bisa memetik satu kemenangan di tujuh laga awal Liga Primer Inggris musim ini. Tim besutan Mauricio Pochettino itu terpuruk di peringkat ke-15 klasemen sementara.
Gelontoran dana transfer, yang mencapai 400 juta poundsterling, pada bursa transfer awal musim ini seolah tidak memiliki dampak buat peningkatan performa the Blues. Pun dengan keputusan memecahkan rekor transfer di sepak bola Inggris kala mendatangkan Moises Caicedo dari Brighton and Hove Albion dengan biaya transfer mencapai 115 juta poundsterling.
Neville pun menilai, kedua tim tersebut tengah menghadapi problem serupa. Kedua klub harus bisa mengambil langkah berani dalam mengubah kultur di dalam klub. Memecat Erik ten Hag sebagai pelatih Man United ataupun Pochettino sebagai pelatih the Blues bukanlah solusi atas problem tersebut.