REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di kalangan Muslim yang bermazhab Syafi'iyah membaca doa qunut saat sholat subuh hukumnya sunah ab'adl. Sehingga bila ditinggalkan maka dianjurkan untuk melakukan sujud sahwi. Membaca doa qunut dilakukan ketika posisi i'tidal pada rakaat kedua sholat subuh yakni setelah membaca doa i'tidal (berdiri tegak seperti posisi semula setelah melaksanakan ruku’) sambil mengangkatkan kedua tangan.
Ketika sholat Subuh dilakukan secara munfarid atau sendiri maka qunut dibaca secara utuh. Namun demikian berbeda caranya ketika sholat Subuh dilakukan secara berjamaah. Seperti apa caranya membaca qunut bagi imam dan makmum?
Dalam kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al Ghazali dijelaskan bahwa bagi imam ketika membaca qunut jangan mengkhususkan doanya untuk diri sendiri. Melainkan mengganti isimndhomirnya (kata ganti orang) menjadi dhomir nahnu (kami). Selain itu dalam membaca qunut, hendaknya imam melafalkannya dengan suara keras. Yakni hingga bacaan: waqina syarroma qodhoit. Sementara hingga bacaan tersebut makmum cukup membaca aamiin. Lalu setelah itu, makmum membaca lanjutan qunut dengan suara lirih (pelan) mulai dari fainnaka taqdy wala yuqdo 'alaik.
Sementara itu terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama tentang mengangkat tangan bagi makmum ketika membaca Aamiin saat qunut. Ada yang menganjurkan mengangkat tangan, ada juga yang tidak menganjurkannya. Imam Al Ghazali termasuk yang tidak menganjurkan.
ولا يخص الإمام نفسه بالدعاء في قنوت الصبح ، بل يقول: (اللهم اهدنا) ، ويجهربه ، ويؤمن القوم ، ولا يرفعون الأيدي فلم يثبت ذلك في الأخبار.
ويقرأ المأموم بقية القنوت من قوله: ( فإنك تقضي ولا يقضى عليك),
Artinya: Dan jangan mengkhususkan seorang imam bagi dirinya sendiri dalam membaca doa qunut subuh. Tetapi hendaknya mengucapkannya dengan "Allahummah dina ( Ya Allah berilah kami petunjuk) dan bacalah qunut dengan suara keras. Dan bagi makmum membaca Amin dan tidak usah mengangkat tangan karena tidak disebutkan itu dalam keterangan yang sahih. Dan bacalah makmum lanjutan doa qunut dengan membaca fainnaka taqdy wala yuqdo 'alaik.
Berikut cara membaca doa qunut bagi imam dan makmum saat berjamaah subuh:
اللَّهُمَّ اهْدِنَا فِيمَنْ هَدَيْتَ. وَعَافِنَا فِيمَنْ عَافَيْتَ. وَتَوَلَّنَا فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ. وَبَارِكْ لَنَا فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ .
(Imam membacanya dengan suara keras dan makmum cukup mengaminkan).
Allahummahdina fi man hadait, wa ‘afina fi man ‘afait, wa tawallana fi man tawallait, wa bâriklana fi ma a‘thait, wa qina syarra ma qadhait.
Artinya: “Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepada kami sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan peliharalah kami sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. Dan berilah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkan kami dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan.
Lalu imam dan makmum melanjutkan bacaan qunut dengan suara pelan
فَاِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
fa innaka taqdhi wa la yuqdha ‘alaik, wa innahu la yazillu man walait, wa la ya‘izzu man 'adait, tabarakta rabbana wa ta‘alait, fa lakal hamdu a’la ma qadhait, wa astagfiruka wa atubu ilaik, wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam
Artinya: Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan terkena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera untuk junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.”