REPUBLIKA.CO.ID,ISTANBUL -- Turkiye menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya tindakan yang melanggar kesucian Masjid Al-Aqsa, di Yerusalem Timur yang diduduki. Pemukim dan Pasukan Israel telah dilaporkan kembali melakukan serangan di masjid suci tersebut.
Dalam sebuah keterangan tertulis, Kementerian Luar Negeri Turkiye menyebut serangan tersebut melanggar kesucian dan status quo sejarah situs suci, khususnya Haram al Sharif di Yerusalem. Apa pun yang dilakukan oleh pemukim dan pasukan Israel sama sekali tidak dapat diterima.
“Kami mengulangi seruan kepada pemerintah Israel, untuk menahan diri dari tindakan provokatif apa pun, yang dapat meningkatkan ketegangan di lapangan," ujar mereka dalam keterangan tersebut, dikutip di Anadolu Agency, Selasa (3/10/2023).
Tidak hanya itu, mereka juga menyampaikan harapan kuatnya, agar langkah-langkah yang diperlukan segera diambil dengan serius dan cepat dalam hal ini.
Sebelumnya diberitakan otoritas Israel menutup Masjid Ibrahimi yang menjadi titik konflik di kota Hebron, Tepi Barat, Senin (2/10/2023). Mereka hanya membuka bangunan ibadah ini bagi pemukim, untuk menandai hari raya Yahudi, Sukkot.
“Otoritas pendudukan Israel menutup Masjid Ibrahimi pada hari Senin dan Selasa karena Sukkot,” kata Direktur Masjid Ibrahimi, Ghassan Al-Rajabi.
Di hari yang sama, polisi Israel juga dilaporkan masuk ke Masjid Qibli atau Al-Aqsa, tempat shalat utama di kompleks suci umat Islam di Yerusalem. Mereka berdalih melakukan penggeledahan, ketika ratusan orang Yahudi fanatik menyerbu situs Muslim, sekaligus menyerang dan menangkap jamaah Palestina.
Sumber media lokal dan saksi mengatakan polisi Israel memasuki Masjid Qibli dengan tindakan yang tidak biasa, menodai tempat suci tersebut, sebelum meninggalkannya lagi.
Pada saat yang sama, polisi menyerang dan memindahkan secara paksa dua wanita Palestina dan seorang pria yang sedang beribadah di Masjid. Ketika itu, ratusan orang Yahudi fanatik berjalan-jalan dan mengadakan ritual keagamaan, yang melanggar aturan tempat suci tersebut.
Untuk mengamankan penyerbuan orang-orang fanatik di Masjid Al-Aqsa, polisi Israel melarang Muslim Palestina keluar dari area tersebut, bahkan memaksa mereka yang berada di dalam untuk meninggalkannya. Departemen Wakaf Islam mengatakan lebih dari 1.100 pemukim dan fanatik menyerbu Masjid Al-Aqsa pada hari itu.
Sumber: