REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang mulia dalam Islam. Bulan yang juga dikenal sebagai Syahrullah atau “Bulan Allah” ini memiliki keutamaan yang sangat besar. Karena itu, banyak umat Islam yang berlomba-lomba memperbanyak ibadah, khususnya puasa sunnah di bulan Muharram.

Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah tahun ini jatuh pada 26-27 Juni 2027. Di bulan ini, umat Islam bisa mengerjakan puasa sunnah pada 1-10 Muharram. Selain itu, umat Islam juga dianjurkan melaksanakan puasa Ayyamul Bidh di tanggal 13, 14, dan 15 Muharram. 

Momentum ini tidak hanya menjadi penanda pergantian tahun dalam kalender hijriyah, tetapi juga saat yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak amalan kebaikan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa puasa di bulan Muharram adalah puasa sunnah yang paling utama setelah puasa Ramadhan. 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ الصَّلاَةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ وَأَىُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ :« أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ ، وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صَوْمُ الْمُحَرَّمُ ». (رواه مسلم)

Artinya: "Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah SAW ditanya: 'Shalat apa yang paling utama setelah shalat wajib?' dan 'Puasa apa yang paling utama setelah puasa Ramadhan?' Maka beliau menjawab: 'Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat di tengah malam (tahajud), dan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram.'” (HR Muslim).

Bahkan dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang berpuasa satu hari saja di bulan Muharram, maka pahalanya setara dengan puasa 30 hari.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلاثُونَ يَوْمًا

Artinya: "Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: 'Barang siapa yang berpuasa satu hari di bulan Muharram, maka baginya pahala seperti berpuasa selama tiga puluh hari."

Lantas bagaimana bacaan Niat Puasa Muharram? 

Bulan Muharram adalah momentum berharga untuk memperbaiki diri, memperbanyak ibadah, dan menabung pahala di sisi Allah SWT. Dengan menjalankan puasa Muharram, umat Islam tidak hanya mengikuti sunnah Rasulullah SAW, tetapi juga meraih limpahan pahala yang luar biasa.

Di antara hari-hari yang paling dianjurkan dalam bulan Muharram adalah puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram atau yang dikenal dengan puasa Tasu’a dan Asyura. Puasa Asyura memiliki keutamaan besar karena dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.

Namun, selain puasa Asyura, seluruh hari dalam bulan Muharram juga dianjurkan untuk berpuasa karena termasuk dalam amal yang dicintai oleh Allah.

Berikut bacaan niat puasa Muharram: 

نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shaumal Muharrami lilahi ta’ala. 

Artinya: “Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’ala. 

Sementara itu, untuk hari kesembilan (tasu’a) dan kesepuluh (‘asyura) bulan Muharram, ada niat puasanya tersendiri, yaitu: 

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma Tasu’a-a lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’ala.”  

 نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma Asyura-a lilahi ta’ala. 

Artinya: “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’ala.”

Niat ini bisa dibaca pada malam hari hingga sebelum tergelincir matahari (waktu dzuhur) jika belum makan atau melakukan hal yang membatalkan puasa sejak subuh.

Ikuti Whatsapp Channel Republika