REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) University mengajak masyarakat mengikuti program Sekolah Sampah Mandiri (SeSaMa) untuk mendapatkan tambahan penghasilan dari sampah rumah tangga.
Salah satu inisiator SeSama yang juga peneliti dari Fakultas Ekologi Manusia IPB University Profesor Sumardjo di Kota Bogor, Selasa (3/10/2023), mengatakan, program SeSama perlu diperluas ke semua daerah agar sampah rumah tangga tidak terpatok lagi di tempat pembuangan sampah massal.
"Sekolah ini sudah dicoba mampu membangkitkan ekonomi dari sampah rumah tangga. Tujuannya adalah edukasi secara nyata bagaimana mengolah sampah mandiri dan menghasilkan pendapatan," kata Sumardjo.
Sumardjo menerangkan, SeSaMa adalah inovasi sosial pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Target utama program ini ialah membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat di tingkat rumah tangga sebagai sumber penghasil sampah.
SeSaMa dirintis Pusat Kajian Resolusi Konflik dan Pemberdayaan atau Centre for Alternative Dispute Resolutions, Regulation and Policy Analysis and Community Empowerment (CARE) sejak 2020. Mereka yang menggagas inovasi ini ialah Sumardjo dari Fakultas Ekologi Manusia IPB University, Dr Agit Kriswantriyono (CARE), Prof Didik Suharjito dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB, Dr Dahri Tanjung dari Sekolah Vokasi, serta tim peneliti CARE IPB University.
SeSaMa juga telah dipaparkan dalam kegiatan IPB Innovation Expo dan Launching Riset Aksi Sosial di Botani Square, Bogor, Jabar, Jumat (29/9/2023).
Sumardjo menyampaikan bahwa kurikulum utama SeSaMa mencakup wawasan lingkungan, metode pengelolaan sampah mandiri, teknologi pengolahan sampah alternatif, pengenalan biopori, budi daya maggot, pengembangan kelembagaan dan organisasi, serta pemasaran produk sampah. "SeSaMa mengolaborasikan kegiatan sosialisasi, pelatihan, studi banding, inisiasi kelompok, pendampingan hingga monitoring evaluasi melalui lomba di akhir program," jelasnya.
Dia menyampaikan program ini juga membuka peluang kemitraan masyarakat dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan kegiatan hingga pemasaran produk-produk yang dihasilkan. Hal ini dilakukan dalam rangka menjaga keberlanjutan program.
SeSaMa diharapkan menjadi solusi pengurangan sampah yang telah menjadi masalah di berbagai wilayah. Adapun keberhasilan pengurangan sampah akan sangat tergantung dari kesadaran masyarakat sebagai sumber penghasil sampah untuk berpartisipasi dalam gerakan pengelolaan sampah.
Oleh karena itu, menurut dia, membangun kesadaran dan partisipasi menjadi kunci penting dalam program SeSaMa. Ia berharap program ini akan terus menyebar ke wilayah lain sehingga semakin banyak masyarakat terlibat.