Selasa 03 Oct 2023 18:28 WIB

Kasus Mahasiswi UMY, Pakar UGM Ungkap Sejumlah Faktor Penyebab Bunuh Diri

Kasus mahasiswi UMY, pakar UGM mengungkap sejumlah faktor penyebab bunuh diri.

Rep: Febrianto A Saputro/ Red: Bilal Ramadhan
Bunuh diri (ilustrasi). Kasus mahasiswi UMY, pakar UGM mengungkap sejumlah faktor penyebab bunuh diri.
Foto: factretriever
Bunuh diri (ilustrasi). Kasus mahasiswi UMY, pakar UGM mengungkap sejumlah faktor penyebab bunuh diri.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Koentjoro menanggapi soal kasus  mahasiswa UMY yang diduga bunuh diri dari lantai 4 asrama puteri Unires UMY. Menurut Koentjoro ada sejumlah faktor penyebab terjadinya bunuh diri di kalangan mahasiswa.

"Saya kira kelihatannya kita harus waspada bahwa orang tua pada zaman perubahan sekarang ini telah menciptakan generasi stroberi," kata Koentjoro saat dihubungi wartawan, Selasa (3/10/2023).

Baca Juga

Menurutnya orang tua saat ini cenderung mengajarkan anaknya tentang angka numerik dan logika, namun tidak pernah diajarkan rasional. Karena itu peran pendidikan orang tua menjadi sangat penting untuk mencegah seseorang anak melakukan bunuh diri. Orang tua dinilai perlu mengajarkan anaknya tentang rasa dan intuisi. 

"Orang tua isinya perintah dan memarahi tidak pernah memuji, akibatnya anak bergaul dengan dirinya sendiri jarang dia baur dengan lingkungannya, hanya tertentu saja," ucapnya.

Selain itu, faktor tidak adanya teman juga menyebabkan seseorang mudah melakukan bunuh diri. Ia menyebut biasanya orang-orang yang seperti itu adalah orang yang introvert, yang tidak pernah mengungkapkan isi pikiran perasaannya pada orang lain.

"Pada waktu menyendiri itu dia bahasa psikologi tadi dia sedang terkena obsesif kompulsif tadi, karena selalu mencari celah mencari kesempatan untuk bunuh diri," ungkapnya.

Menurutnya bunuh diri bisa dicegah melalui deteksi dini. Ia pun mengusulkan kepada setiap universitas dan sekolah untuk selalu menekankan kepada murid dan mahasiswanya agar bercerita jika muncul pikiran untuk bunuh diri. Upaya dialog merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

"Kalau mau bunuh diri harap cerita kepada teman terdekatnya yang dipercaya itu yang harus ditekankan," katanya.

"Dialog itu adalah media katarsis, kalau semakin dia banyak dialog maka beban yang dalam dirinya akan lepas sendiri," ucap dia menambahkan.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement