Rabu 04 Oct 2023 13:33 WIB

Mentan SYL Hilang di Eropa, Wakil Ketua KPK: Mungkin Hanya Tersesat

Wakil Ketua KPK sebut hilangnya Mentan SYL di Eropa mungkin hanya tersesat.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Wakil Ketua KPK sebut hilangnya Mentan SYL di Eropa mungkin hanya tersesat.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Wakil Ketua KPK sebut hilangnya Mentan SYL di Eropa mungkin hanya tersesat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nawawi Pomolango mengaku mencoba berpikir positif mengenai keberadaan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang hingga kini belum jelas. Menurut dia, kemungkinan Syahrul hanya tersesat.

Hal itu Nawawi sampaikan menanggapi isu Syahrul yang tak ikut kembali ke Indonesia setelah melakukan kunjungan kerja ke Eropa beberapa hari lalu. Saat ini, nama elite Partai Nasdem tersebut sedang terseret dalam dugaan korupsi yang ditangani KPK.

Baca Juga

“Positive thinking saja. Mungkin cuma tersesat. Kita berharap agar yang bersangkutan bisa segera temukan jalan yang benar, balik ke Indonesia," kata Nawawi kepada wartawan, Rabu (4/10/2023).

Nawawi pun memastikan bahwa KPK akan terus mengusut dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan). Namun, hingga saat ini KPK memang belum melakukan pencegahan ke luar negeri terhadap Syahrul lantaran dia sudah lebih dulu keluar dari Indonesia.

Diketahui, Syahrul berangkat ke Eropa untuk kunjungan kerja pada 24 September 2023. Sedangkan berdasarkan informasi yang dihimpun, KPK meningkatkan status penanganan kasus korupsi di Kementan ketahap penyidikan pada 26 September 2023.

“Yang pasti proses penyidikan perkara akan terus dilakukan satgas (satuan tugas) sidik (penyidikan),” tegas Nawawi.

Secara terpisah, Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata tak banyak berkomentar mengenai keberadaan Syahrul. Dia hanya berharap agar mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu segera kembali ke Indonesia. “Dan kooperatif memenuhi panggilan KPK,” ujar Alex.

Menkumham Yasonna Laoly mengonfirmasi bahwa SYL masih berada di luar negeri. Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi mengaku sudah tiga hari terakhir hilang kontak dengan SYL. 

Menurut Harvick, pihaknya di Kementerian Pertanian (Kementan) tidak bisa menghubungi Syahrul sejak Sabtu (30/9/2023), tepat ketika yang bersangkutan dijadwalkan pulang dari kunjungan kerja di Italia dan Spanyol. 

Namun, Bendahara Umum DPP Partai Nasdem, Ahmad Sahroni, membantah kabar SYL menghilang. Sahroni menjelaskan, SYL memang dijadwalkan kembali dari kunjungan kerja di Eropa, dan tiba di Jakarta pada Ahad (1/10/2023). Namun, kepulangannya dari Eropa terpaksa ditunda karena eks gubernur Sulawesi Selatan tersebut sakit.

Sebelumnya, KPK resmi mengumumkan kasus korupsi di Kementan naik ketahap penyidikan pada 29 September 2023. Sejumlah pihak pun sudah ditetapkan sebagai tersangka, tapi KPK belum menyebutkan identitas para pihak itu. Namun, beredar kabar bahwa Mentan Syahrul Yasin Limpo, Sekjen Kementan Kasdi Subagyono, dan Direktur Alat Pertanian Kementan Muhammad Hatta diduga terlibat dugaan korupsi tersebut.

Tim penyidik pun telah melakukan penggeledahan sebagai upaya pengumpulan bukti. Salah satu yang digeledah, yaitu rumah dinas Mentan, Syahrul Yasin Limpo di Komplek Widya Chandra, Jakarta Selatan pada Kamis (28/9/2023) sore hingga Jumat (29/9/2023). Hasilnya, tim penyidik menemukan uang tunai sekitar Rp 30 miliar yang terdiri dari pecahan rupiah, dolar Amerika Serikat, dan dolar Singapura.

Selain itu, KPK juga menemukan sejumlah senjata api saat menggeledah rumah dinas Mentan. KPK telah melakukan koordinasi dengan Polda Metro Jaya terkait temuan ini.

Kemudian, penggeledahan dilanjutkan di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan pada Jumat (29/9/2023). Tim menggeledah ruang kerja menteri dan sekjen. Hasilnya, ditemukan dokumen dan bukti elektronik terkait dugaan rasuah di instansi tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement