Rabu 04 Oct 2023 16:43 WIB

Survei LSI: Prabowo dan Ganjar Bersaing Ketat

LSI sebut tidak ada perubahan signifikan dari tiga nama jika bertarung pada Pilpres.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Tangkapan layar Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan (kiri) saat merilis hasil survei nasional bertajuk Masalah-masalah Sepak bola dan Pilihan Politik melalui zoom meeting, Rabu (4/10/2023).
Foto: Tangkapan layar
Tangkapan layar Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan (kiri) saat merilis hasil survei nasional bertajuk Masalah-masalah Sepak bola dan Pilihan Politik melalui zoom meeting, Rabu (4/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei yang mendapati bakal calon presiden Prabowo Subianto menyalip Ganjar Pranowo per September 2023. Pada simulasi tiga nama Prabowo unggul tipis sebesar 34 persen dibandingkan Ganjar 30,4 persen atau selisih 3,6 persen. Sedangkan Anies Baswedan memperoleh 22 persen.

Hasil ini berbalik dibandingkan per survei Agustus 2023 lalu dimana Ganjar unggul di 37 persen dan Prabowo di angka 35,3 persen. 

Baca Juga

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan mengatakan, survei ini menunjukan Ganjar dan Prabowo sama-sama kuatnya sehingga tidak ada perubahan signifikan dari tiga nama jika bertarung pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang. 

"Mungkin kita bisa melihat Ganjar dan Prabowo sama kuat, maka kalau misalnya survei seblumnya Ganjar unggul tipis dan sekarang Prabowo unggul tipis, penjelasannya belum ada perubahan yang berarti terhadap dukungan nama ini," ujar Djayadi dalam pemaparan rilis Hasil Survei Nasional LSI "Isu-isu Sepak Bola dan Pilihan Politik", Rabu (4/10/2023).

Namun kata Djayadi, jika dilihat dari tren pilihan presiden simulasi tiga nama, terdapat sedikit penunan untuk Ganjar maupun Prabowo dari Juli ke September 2023. Akan tetapi, dibandingkan April 2023 Ganjar dan Prabowo posisinya justru alami kenaikan.

"Dan turun mereka dalam 2 bulan terakhir tidak siginifikan, turunnya di kisaran 1-2 persen. Sementara Anies Baswedan itu kalau dibandingkan Juli stabil, tetapi kalau dibandingkan dengan April, Anies cederung turun dalam simulasi 3 nama," ujar Djayadi.

Sementara jika dilakukan simulasi dua nama, Djayadi menyebut peluang menang paling besar adalah Prabowo Subianto dibandingkan Ganjar dan Anies. Dia menuturkan, jika Anies berhadap-hadapan dengan Ganjar, maka peluang menang adalah Ganjar Pranowo dengan persentase 47,6 persen dan Anies 33,1 persen. 

Kemudian, jika Anies bertarung dengan Prabowo di Pilpres, maka persentase kemenangan Prabowo mencapai 50,2 persen dan Anies 26 persen. Begitu juga jika Prabowo head to head dengan Ganjar, Prabowo peluang menang dengan 45,7 persen atau unggul 11 persen dari Ganjar di angka 34,4 persen. 

"Dibandingkan survei Agustus lalu Prabowo unggul di kisaran 5 persen kalau berhadapan dengan Ganjar di putaran dua, tetapi ini kita liat ada kenaikan signifikan keunggulan Prabowo dari 5 persen menjadi 11 persen pada September 2023 ini. Apa yang menjelaskan itu adalah pola perpindahan dari tiga nama ke dua nama," ujarnya.

Dia menguraikan jika Anies dan Ganjar berhadap-hadapan, maka pemilih Prabowo lebih banyak pindah ke Ganjar, pemilih Prabowo ke Ganjar 46 persen dan ke Anies 33,1 persen.

Kemudian, kalau Anies dan Prabowo yang bertarung, pemilih Ganjar cenderung mayoritas ke Prabowo."Kalau Ganjar dan Prabowo, pemilih Anies hampir 50 persen ke Prabowo, itu yang menyebabkan Prabowo unggul dari Ganjar. Jadi disini bisa dilihat di putaran dua, dengan simulasi seperti ini Prabowo menang. Karena berhadapan dengan Anies Prabowo menang dan Prabowo menang jika lawan Ganjar. Peluang paling kecil adalah Anies Baswedan kalau kita lihat dari data-data September 2023," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement