REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Dedikasi Anne L'Huillier dalam mengajar tidak tergoyahkan. Dia melanjutkan kelasnya setelah mengetahui bahwa dia bersama dua ilmuwan lainnya memenangkan Hadiah Nobel bidang fisika.
Pierre Agostini, Ferenc Krausz, dan L'Huillier memenangkan Hadiah Nobel Fisika 2023 untuk metode eksperimental yang menghasilkan cahaya attodetik untuk mempelajari dinamika elektron dalam materi pada Selasa (3/10/2023). Atas kemenangan itu, Royal Swedish Academy of Sciences akan memberikan hadiah sekitar satu juta dolar AS.
Meskipun media global ramai mendengar pengumuman tersebut, L'Huillier tetap teguh pada komitmennya terhadap murid-muridnya. Bahkan ketika berita tentang Hadiah Nobel Fisika 2023 tersebar ke seluruh dunia, dia sedang mengajar di kelasnya.
L'Huillier tidak terpengaruh oleh pengakuan bergengsi tersebut. Dia mengetahui penghargaan tersebut selama istirahat yang dijadwalkan dan segera kembali mengajar murid-muridnya setelah panggilan telepon berakhir.
Momen ini pun dibagikan oleh akun X The Nobel Prize dengan foto ilmuwan tersebut sedang menerima telepon di pojokan ruangan. "Bahkan #Hadiah Nobel Fisika 2023 pun tidak mampu memisahkan Anne L'Huillier dari murid-muridnya. Pemenang fisika baru kami sedang sibuk mengajar di kelas. Saat istirahat yang dijadwalkan, dia mendengar berita itu. Setelah panggilan telepon, L'Huillier segera kembali menemui murid-muridnya," tulis akun tersebut.
L'Huillier mengatakan dikutip dari NDTV, bahwa dia sedang mengajar sebuah kelas ketika menerima telepon dari akademi. Pengumuman itu diakui membuatnya sulit untuk menyelesaikan kelas.
“Saya sangat tersentuh. Tidak banyak perempuan yang mendapatkan hadiah ini, jadi ini sangat-sangat istimewa,” ujar ilmuwan tersebut.
L'Huillier adalah profesor fisika atom di Lund University di Swedia. Dia memimpin kelompok fisika attodetik yang mempelajari pergerakan elektron secara langsung, yang digunakan untuk memahami reaksi kimia pada tingkat atom.
Menurut Komite Nobel, pada 1987, L'Huillier menemukan bahwa banyak warna cahaya yang berbeda muncul ketika entransmisikan sinar laser inframerah melalui gas noble. Dia terus mengeksplorasi fenomena ini dan meletakkan dasar bagi terobosan selanjutnya.
L'Huillier merupakan perempuan kelima yang dianugerahi Penghargaan Fisika sejak 1901. Sebelum L'Huillier, Marie Curie (1903), Maria Goeppert Mayer (1963), Donna Strickland (2018), dan Andrea Ghez (2020) adalah perempuan yang pernah memenangkan penghargaan tersebut.
Dosen itu pun mendorong perempuan muda yang tertarik berkarier di bidang sains untuk melakukan hal yang serupa. Dia menekankan bahwa adalah hal yang mungkin untuk menggabungkan karier penelitian dengan kehidupan biasa.
"Dengan keluarga dan anak-anak," ujar ibu dua anak itu.