Jumat 06 Oct 2023 05:21 WIB

Pemerintah Biden Bangun Tembok Pembatas di Perbatasan Meksiko

Langkah ini mencerminkan perubahan kebijakan AS mengenai tembok pembatas fisik.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko.
Foto: AP Photo/Gregory Bull
Perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) akan membangun tembok perbatasan tambahan dan jalan di wilayah Texas yang menjadi lokasi banyak migran menyeberang dari Meksiko. Tindakan terbaru ini menjadi dalam perubahan kebijakan bagi pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan pada Kamis (5/10/2023), pihaknya perlu mengesampingkan sejumlah undang-undang, peraturan, dan persyaratan hukum lainnya untuk memastikan percepatan pembangunan penghalang dan jalan di sekitar perbatasan darat internasional di Starr County, Texas. Pengumuman ini disampaikan dalam postingan di Daftar Federal.

Baca Juga

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas dalam pos pendaftaran federal menyatakan, proyek pembangunan tersebut akan didanai oleh alokasi tahun fiskal 2019 untuk pembangunan penghalang perbatasan. “Saat ini terdapat kebutuhan yang mendesak dan mendesak untuk membangun penghalang fisik dan jalan di sekitar perbatasan AS untuk mencegah masuknya orang-orang yang melanggar hukum ke AS di wilayah proyek,” katanya.

Langkah ini mencerminkan perubahan kebijakan pemerintahan Biden mengenai tembok pembatas fisik di perbatasan. Program itu merupakan salah satu prioritas utama mantan presiden Partai Republik Donald Trump dan disertai dengan seruan "Build That Wall."

Gedung Putih belum memberikan komentar mengenai pengumuman Mayorkas. Namun Trump dengan cepat mengklaim kemenangan."Seperti yang sering saya nyatakan, selama ribuan tahun, hanya ada dua benda yang terus berfungsi, roda dan dinding!" tulis Trump dalam postingan media sosial. 

"Akankah Joe Biden meminta maaf kepada saya dan Amerika karena membutuhkan waktu begitu lama untuk mengatasi hambatan tersebut?" ujarnya. 

Salah satu tindakan pertama Biden saat menjabat sebagai presiden AS adalah mengeluarkan proklamasi bahwa tidak ada lagi dana pembayar pajak AS yang dialihkan untuk membangun tembok perbatasan. Pemerintah yang dipimpinnya melakukan peninjauan terhadap semua sumber daya yang telah dikerahkan.

Tapi, rupanya langkah tersebut berubah menjelang pemilihan presiden tahun depan. Kemungkinan Biden dari Demokrat akan kembali berhadapan dengan Trump yang mewakili Partai Republik. 

Jumlah migran yang tertangkap menyeberang secara ilegal atau muncul di perlintasan perbatasan yang sah terus meningkat. Jumlah perlintasan sempat menurun pada pertengahan Mei ketika pemerintahan Biden menerapkan aturan suaka baru yang lebih ketat.

Jumlah migran awalnya anjlok setelah pengumuman tersebut, namun dalam beberapa pekan terakhir jumlah migran mulai meningkat lagi. Ribuan migran yang kebanyakan dari Venezuela melakukan perjalanan melalui Amerika selatan dan tengah mulai berdatangan ke perbatasan.

Patroli Perbatasan AS telah menemui lebih dari 245 ribu orang yang memasuki AS melalui Rio Grande Valley Sector pada tahun fiskal ini saja. Meningkatnya jumlah migran telah membebani kota-kota AS di perbatasan dan wilayah utara. 

Walikota Eagle Pass, Texas, mengumumkan keadaan darurat bulan lalu. Status tersebut karena lonjakan besar imigran tidak berdokumen ke kota itu ketika beberapa ribu migran dilaporkan tiba dalam beberapa hari terakhir.

Sedangkan Walikota New York Eric Adams memulai perjalanan ke Meksiko, Kolombia, dan Ekuador pada Kamis. Dia akan menyampaikan pesan kepada calon migran bahwa kotanya tidak dapat menampung mereka lagi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement