REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDI Perjuangan Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah mengaku tidak khawatir dengan pernyataan bakal calon wakil presiden (cawapres) Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar terkait strategi "desa mengepung kota" untuk mengalahkan suara di Jawa Tengah. Menurut dia, PDI Perjuangan memiliki basis massa yang solid di pedesaan dan soliditas tersebut terus dijaga.
"PDI Perjuangan itu hadir dan tinggal di desa. Ibaratnya tanah tumpah darah kami, ya, karena PDI Perjuangan berangkat dari akar rumput. Memperkuat akar rumput, ya, biar semakin mendalam. Silaturahim diperkuat agar semakin guyub," kata Falah di Jakarta, Sabtu (7/10/2023).
Dia mengatakan, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul sudah mengungkapkan strategi Catenaccio untuk mempertahankan suara partainya di Jateng. Bambang Pacul sudah menjelaskan bahwa strategi pertahanan Catenaccio memiliki sifat yang bisa menyerang ramai-ramai sebagai serangan balik, sehingga dapat membuat lawan terkaget-kaget.
"Jateng sebagai barometer akan menggunakan sistem grendel mengamankan suara. Lalu, pertahanan Catenaccio akan sulit ditembus karena kami pertahanannya ada di desa. Itu kan menggunakan berbagai macam cara, pasukan yang ada di Jateng, khususnya ada pasukan "gorong-gorong", itu kopassus-nya. Lalu, ada pasukan 'burung hantu' dan pasukan 'gembira ria' yang jumlahnya ratusan ribu," jelasnya.
Meski demikian, dia tak mempermasalahkan pernyataan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang akan mengimbangi suara PDI Perjuangan di Jateng. Falah kembali menegaskan bahwa partainya memiliki strategi yang tepat untuk memenangi Pemilu 2024.
PDI Perjuangan menganggap semua partai politik adalah bagian dari rival yang membangun untuk demokrasi. Pasalnya, PDI Perjuangan sebagai pemenang Pemilu 2019 tidak mau jemawa, tapi lebih waspada.
"Kami harus menggunakan prinsip itu, nggak boleh jemawa; (harus) waspada, siaga, kan gitu," ujarnya.