REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyerukan kepada Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas untuk menahan diri. Hal ini sehubungan dengan deklarasi perang antara Hamas dan Israel yang dilaporkan telah menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.
“Kami menyerukan kepada semua pihak untuk bertindak dengan menahan diri sehubungan dengan kejadian di Israel pagi ini dan menghindari tindakan impulsif yang akan meningkatkan ketegangan,” kata Erdogan pada kongres luar biasa ke-4 Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) di Ankara
Erdogan mengatakan, Turki akan terus menentang segala upaya untuk menghapus status quo kompleks Masjid Al Aqsa. “Kami akan terus menentang segala upaya dan pendudukan apa pun yang mengikis status sejarah dan agama kiblat pertama kami, Masjid Al-Aqsa,” ujar Erdogan.
Erdogan mengatakan, Turki berupaya menyelesaikan konflik di kawasan melalui diplomasi dan dialog. "Menghentikan pertumpahan darah di kawasan adalah agenda prioritas kami. Cara untuk mencapai hal ini adalah melalui perlindungan keadilan dan hukum internasional,” kata Erdogan, dilaporkan Anadolu Agency, Sabtu (7/10/2023).
Hamas melancarkan operasi militer baru terhadap Israel. Dalam pernyataan publik yang jarang terjadi, pemimpin sayap militer Hamas, Mohammed Deif mengatakan, 5.000 roket telah ditembakkan ke Israel pada Sabtu pagi untuk memulai Operasi Badai Al Aqsa.
“Kami memutuskan untuk mengatakan cukup sudah,” kata Deif, sembari mendesak semua warga Palestina untuk menghadapi Israel.
Deif, yang selamat dari berbagai upaya pembunuhan Israel, tidak muncul di depan umum. Pesannya disampaikan dalam sebuah rekaman.
Militan Palestina di Jalur Gaza pada Sabtu melakukan infiltrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel selatan. Hal ini mendorong Israel memerintahkan penduduk di seluruh wilayah tersebut untuk tetap berada di dalam rumah. Infiltrasi terjadi ketika militan menembakkan puluhan roket ke Israel.
Militer Israel mengatakan, sejumlah teroris telah menyusup ke wilayah Israel. Pihaknya tidak memberikan rincian lebih lanjut. Namun video amatir yang diunggah di media sosial menunjukkan orang-orang bersenjata berseragam di dalam kota perbatasan Israel, Sderot. Suara tembakan terdengar dalam video tersebut.
Penyusupan tersebut terjadi ketika para militan di Jalur Gaza meluncurkan puluhan roket ke arah Israel pada Sabtu pagi, yang memicu sirene serangan udara di seluruh negeri dan meningkatkan kemungkinan terjadinya babak baru pertempuran sengit. Suara roket yang meluncur di udara terdengar di Gaza dan sirene meraung hingga Tel Aviv dalam serangan dini hari yang berlangsung lebih dari 30 menit.
Badan penyelamat Israel, Magen David Adom mengatakan, seorang wanita berusia 70 tahun terluka parah ketika sebuah roket menghantam sebuah bangunan di Israel selatan. Di tempat lain, seorang pria berusia 20 tahun terluka ringan akibat pecahan roket.
Ketika serangan roket berlanjut di seluruh Israel selatan dan tengah, jutaan warga Israel diinstruksikan untuk tinggal di dekat tempat perlindungan bom di rumah dan gedung apartemen mereka. Tentara mengatakan, penduduk di sekitar Gaza harus tetap tinggal di rumah mereka.