Ahad 08 Oct 2023 07:09 WIB

Pakar: Penutupan TikTok Shop Berdampak Positif pada Ekosistem E-Commerce

Dampak ini bersifat sementara karena TikTok mungkin hadir dengan platfom berbeda.

Seseorang menunjukan fitur TikTok Shop yang resmi ditutup di Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Seseorang menunjukan fitur TikTok Shop yang resmi ditutup di Jakarta, Rabu (4/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Pakar ekonomi Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember Yohanes Gunawan Wibowo mengatakan penutupan TikTok Shop untuk sementara ini berdampak positif terhadap ekosistem e-commerce. Salah satunya tercermin dari peningkatan harga saham Bukalapak dan Tokopedia.

"Namun, itu mungkin hanya bersifat sementara karena platform digital tersebut kemungkinan akan kembali dengan cara yang berbeda," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (7/10/2023).

Baca Juga

Pemerintah resmi menutup TikTok Shop pada Rabu (4/10/2023) pukul 17.00 WIB yang merujuk pada aturan pemerintah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 50 Tahun 2020 dan Permendag Nomor 31 Tahun 2023 menyebabkan penutupan resmi TikTok Shop dengan alasan social commerce jadi tempat promosi dan dilarang untuk bertransaksi.

"Penutupan tersebut telah memunculkan persaingan yang lebih intens di industri e-commerce dan meningkatkan penjualan di e-commerce Facebook Ads dan Instagram Ads," tuturnya.

Pengajar Program Studi Manajemen Unmuh Jember itu mengatakan konsekuensi penutupan TikTok Shop akan mempengaruhi pelaku bisnis yang mengandalkannya. Mereka harus meningkatkan kemampuan bisnis mereka baik secara luring maupun daring.

"Secara keseluruhan, TikTok Shop adalah contoh nyata bagaimana strategi manajemen yang adaptif dapat memungkinkan bisnis bertahan dalam era disruptif yang cepat berubah," katanya.

Ia menilai bahwa TikTok Shop menggabungkan hiburan dengan pengalaman berbelanja, sehingga menggunakan analisis big data untuk menyajikan konten yang sesuai dengan preferensi konsumen dan menampilkan produk yang sesuai dengan keinginan mereka. Itu menciptakan fenomena pembelian impulsif yang lebih efektif.

"Hal itu menunjukkan bahwa TikTok Shop menjadi ancaman serius bagi industri e-commerce di Indonesia. TikTok Shop telah menerapkan strategi pemasaran yang hampir sempurna, menciptakan persaingan yang lebih kompleks di pasar," katanya.

Tiktok telah menyatakan kesiapannya untuk patuh terhadap regulasi pemerintah, yang mungkin tidak akan mengubah strategi jangka panjangnya. Bahkan Tiktok saat ini belum menjual sahamnya kepada publik, tetapi hal itu bisa berubah di masa depan.

"Pemerintah seharusnya tidak hanya membuat regulasi, tetapi juga memahami peluang yang ada dalam perkembangan teknologi digital. Platform lokal serupa TikTok bisa menjadi langkah positif," ujarnya.

Yohanes mengatakan pentingnya peran pemerintah dalam mengikuti perkembangan teknologi digital dan perubahan perilaku konsumen, serta pemerintah perlu mendukung pembuatan platform lokal serupa TikTok dan mendampingi UMKM dalam meningkatkan literasi digital.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement