REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi Universitas Islam Bandung (Unisba), Muhammad E Fuady, melihat sosok Erick Thohir (ET) sebagai kandidat calon wakil presiden (cawapres) terbaik yang ada di bursa cawapres saat ini. Sebagai cawapres, ET dinilai sebagai paket komplet, yakni merupakan seorang profesional, muda, berkarakter, dan memiliki kemampuan komunikasi serta eksekutor yang baik.
“Sebagai cawapres, ia serba komplet. ET ini seorang profesional, muda, berkarakter, dan memiliki kemampuan komunikasi plus eksekutor terbaik,” ujar Fuady lewat keterangannya, Ahad (8/10/2023).
Menurut Fuady, ET bukan anak kemarin sore. Sejatinya, kata dia, ET adalah seorang profesional muda yang sebelumnya dinilai publik tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik di tanah air. Di mana, ET memiliki fokus mengurusi bisnis media, olahraga, dan hiburan.
Pemberitaan yang paling heboh tentangnya dulu adalah mengenai pembelian Inter Milan. Kabar itu membuat publik mengenal lebih dalam sosok pengusaha tersebut. Ada semacam fenomena ‘local pride’, di dunia internasional, orang Indonesia bangga ada pengusaha dari Tanah Air bisa beli klub sepakbola Italia.
“Dan, cawe-cawe ala ET di Inter Milan berhasil membenahi manajemennya yang sedang terpuruk. Itulah mengapa Interisti menyebut ET sebagai penyelamat klub kesayangan mereka. Hebatnya, ia membeli dan membenahi Inter Milan di kisaran usia 40 tahun. Usia yang terbilang masih muda,” kata Fuady.
Lalu, Fuady menambahkan, sebagai Ketua Umum PSSI, yang terjadi bukan ET yang diuji publik, melainkan dia yang menguji tim nasional dengan langsung mengundang Argentina sebagai lawan tanding. Hal itu menunjukkan sosok ET sebagai orang yang dinamis, bergerak dengan cepat.
“Ia juga mengaudit PSSI. Hal yang tak mungkin terjadi sebelumnya. Ia sosok yang bersih dan memiliki komitmen, jadi mudah melakukannya,” jelas Fuady.
Di samping itu, ET juga sudah diuji dalam beberapa perhelatan internasional. Asian Games terbukti berhasil diselenggarakan dengan baik, di mana ajang tersebut diikuti oleh 48 negara di Asia. Pembukaan dan penutupan Asian Games 2018 juga sangat melekat di ingatan.
“Bila itu adalah ujian Presiden Jokowi kepada seorang profesional, ET berhasil melewatinya dengan sukses. Iq mampu mengeksekusi amanah dengan baik. Salah satu di antaranya adalah keberhasilannya sebagai ketua Tim Kampanye Nasional di Pilpres 2019,” kata dia.
Kemudian, sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), ET juga Fuady sebut mampu menerjemahkan apa yang menjadi visi presiden. Di tangan ET, laba konsolidasi BUMN tumbuh signifikan. Pada 2022, laba konsolidasi tercatat Rp 303,7 triliun. Angka itu melesat 142,4 persen jika dibandingkan dengan periode 2021 yang sebesar Rp 125 triliun.
“Komitmen memperbaiki BUMN juga ia lakukan dengan mengaudit dana pensiun BUMN. Ia memiliki komitmen pada penegakan good governance dengqn melaporkannya langsung ke Kejaksaan Agung,” terang Fuady.
Menurut dia, tak banyak orang tahu, ET memilili banyak anak asuh. Bantuan perusahaan ke lembaga Islam, seperti pesantren, sudah dilakukannya jauh hari sebelum dia menjabat sebagai menteri. ET dia lihat sebagai pengusaha yang tak pamer kederamawanannya. Tapi pada era media sosial kebaikan yang ditunjukan secara terbuka dia sebut bukanlah hal tabu.
Sebab itu, dia berpandangan, berpasangan dengan siapa pun, ET menjadi sebuah keberlimpahan. ET dia sebut sebagai sebuah aset. Di mana, ET merupakan seorang loyalis pada bangsa dan negara, visioner, dan menjadi mata rantai yang dapat menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.
Fuady menerangkan, faktor-faktor itulah yang membuat elektabilitas ET tinggi. Dengan siapapun ET berpasangan, elektabilitas akan terus meningkat. Saat ini, kata dia, pilihannya kembali kepada publik, mau sosok profesional yang sudah teruji di Tanah Air dan dunia internasional seperti ET ataukah mereka yang sama sekali belum teruji di berbagai level.
“ET dianggap sebagai juru selamat Inter Milan, mengapa tidak ia menjadi ‘juru selamat’ dalam sebuah perhelatan politik di Tanah Air,” jelas Fuady.