Ahad 08 Oct 2023 14:30 WIB

MUI Kutuk Serangan Israel 

Israel kembali melakukan penyerbuan ke Israel.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
Sebuah roket diluncurkan dari pesisir Jalur Gaza menuju Israel oleh militan milisi Ezz Al-Din Al Qassam, sayap militer gerakan Hamas, di Kota Gaza, 07 Oktober 2023. Rentetan roket diluncurkan dari Jalur Gaza Sabtu pagi dalam serangan mendadak yang diklaim oleh gerakan Islam Hamas.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Sebuah roket diluncurkan dari pesisir Jalur Gaza menuju Israel oleh militan milisi Ezz Al-Din Al Qassam, sayap militer gerakan Hamas, di Kota Gaza, 07 Oktober 2023. Rentetan roket diluncurkan dari Jalur Gaza Sabtu pagi dalam serangan mendadak yang diklaim oleh gerakan Islam Hamas.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan, balasan Israel yang membabi buta penuh dengan kemarahan telah mengakibatkan kerusakan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. 

"Saya sangat menyesalkan apa yang dilakukan oleh Israel dan Israel harus bertanggung jawab. Israel benar-benar sudah hilang rasa respek kepada bantuan kemanusiaan yang dilakukan oleh Indonesia melalui Mer-C," ujar dia dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (8/10/2023).

Baca Juga

Terkait dengan serangan yang dilancarkan oleh Hamas terhadap Israel di Gaza di hari raya Yahudi, menurut Sudarnoto, serangan tersebut adalah merupakan reaksi terhadap tindakan sewenang-wenang otoritas Israel yang selama waktu panjang dan secara sistemik menghancurkan kedaulatan rakyat dan bangsa Palestina. Peristiwa membelah Al Aqsa dan diiringi dengan berbagai aksi provokatif kelompok Yahudi ekstrim melakukan ibadah di arena Al Aqsa juga menjadi salah satu pemicu serangan Hamas terhadap Israel. 

Ditambah dengan berbagai fakta pengkhianatan terhadap berbagai perjanjian yang dilakukan oleh otoritas Israel, menggambarkan bahwa Israel memang harus membayar mahal. Serangan terbesar Hamas ini menjadi alat bayar Israel dan Israel tentu saja harus menanggung sendiri. Bisa jadi, Israel akan menanggung beban yang lebih berat jika respons Israel dan negara-negara pendukung seperti Amerika dan NATO kontraproduktif. 

"Balasan atas serangan yang diberikan oleh Israel bisa jadi justru akan menjadi momentum rakyat dan bangsa Palestina untuk memperkuat heroisme mereka membebaskan rakyat dan Palestina yang telah dijajah dalam waktu yang panjang. Banyak momentum rakyat dan bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaan," ujar dia.

Peristiwa ini juga seharusnya menjadi momentum bagi seluruh faksi Palestina, Fatah, Hamas, dan lain-lainnya, untuk bersatu padu mengonsolidasi diri memperkuat upaya kemerdekaan bangsa Palestina.  

"Saya berharap betul, setiap momentum untuk kedaulatan dan kemerdekaan Palestina bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh setiap faksi Palestina. Dengan cara ini, maka Israel akan semakin kehabisan waktu dan kekuatannya,"jelas dia yang juga Wakil Ketua Diktilitbang PP Muhammadiyah.

Amerika dan NATO yang saat ini sedang menanggung bebannya masing-masing sebagai akibat dari perubahan politik global dan juga perang Rusia-Ukraine sebaiknya tidak ikut memutarbalikkan fakta dengan menyatakan Hamas sebagai teroris. Cara-cara ini justru akan merugikan Amerika dan NATO karena selama ini tidak pernah menyatakan keberaniannya untuk menegaskan bahwa Israel adalah penjajah dan teroris. 

Justru yang harus dilakukan secara tegas adalah ikut bersama-sama dengan masyarakat internasional lainnya yang mendukung perjuangan bagi terwujudnya kemerdekaan Palestina dan menghentikan imperialisme dan terorisme Israel.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement