REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua stakeholder perlu duduk bersama menyikapi hasil buruk cabang olahraga bulu tangkis pada Asian Games Huangzhou 2022. Tentunya pemangku kepentingan yang berkaitan dengan cabor tersebut.
Legenda hidup tepok bulu dunia, Christian Hadinata mengusulkan hal itu. Ia sendiri melihat pemandangan tak lazim. Pertama kalinya cabor bulu tangkis gagal menyumbang medali untuk kontingen garuda di Asian Games sejak 1962.
"Iya, rasa-rasanya, para pelatih, atlet, bertemu, bagaimana memecahkan kebuntuan ini. Contohnya di ganda putra, tahun-tahun lalu kita dominan, sepertinya sekarang lawan sudah mengantisipasi," kata Christian kepada Republika.co.id, disiarkan pada Senin (9/10/2023).
Menurut dia, secara teknis tak ada yang salah. Apalagi di kelompok putra. Ia melihat ada faktor non teknis yang berpengaruh pada situasi ini.
Christian menyinggung bagaimana Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang brstatus ganda putra nomor satu dunia. Kemudian Jonantan Christie yang pernah meraih medali emas Asian Games 2018 di sektor tunggal putra. Masih banyak contoh lain yang membuktikan para atlet Indonesia dibekali bakat dan teknik berkelas.
"Mereka juga menghadapi lawan-lawan yang sama. Sepertinya ada tekanan berlebihan yang enggak bisa dinetralisir. Harus dibenahi sisi nonteknis. Kalau di level ini, yang diadu tuh mentalnya. Mana yang lebih siap, mana yang lebih berani. Sebetulnya sudah sama-sama tahu," ujar peraih lima medali emas Asian Games, di berbagai kategori itu.
Satu per satu andalan Merah Putih bertumbangan di Hangzhou. Hasil yang mengecewakan bagi para atlet tersebut, juga penggemar. Situasi negatif sudah terlihat sejak di kategori grup. Baik putra maupun putri tersingkir di perempat final.
Berlanjut ke nomor perorangan. Di sektor tunggal putra, Jonatan Christie seakan menjadi pembuka gerbang kegagalan. Ia langsung tersingkir di babak 32 besar.
Langkah Jonatan dihentikan andalan China Taipei, Chou Tien Chen. Atlet tepok bulu berusia 26 tahun ini merupakan juara bertahan. Ia peraih emas di Asian Games 2018.
Setelahnya, sejumlah andalan Merah Putih masih bisa melaju ke babak 16 besar. Sayangnya, para jawara ini belum bisa berbuat banyak. Tunggal putri, Putri Kusuma Wardani ditumbangkan jagoan India, Pusarla Venkata Sindhu.
Lalu dua ganda putri juga tersingkir di tahapan ini. Pasangan Febriani Dwipuji/Amalia Cahaya dihentikan wakil China, Chen Qiangchen/Jia Yifan. Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti harus mundur karena cedera.
Pun demikian di ganda putra. Leo Rolly Carnando/Daniel Martin gagal melewati pasangan India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty. Fajar Alfian/Muhammad Rian Adrianto masih bisa melaju ke perempat final.
Sayang di tahapan itu, langkah Fajar/Rian dihentikan andalan Taiwan Lee Yang/Wang Chi Lin. Pertama kalinya Indonesia gagal meraih medali Asian Games di sektor ganda putra sejak 1962.
Teranyar, tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung, juga belum bisa melaju jauh. Ginting dikalahkan Li Shifeng dari China pada perempat final. Kemudian di arena yang sama, Gregoria takluk di tangan wakil Jepang, Aya Ohori.