REPUBLIKA.CO.ID, RAFAH --- Dengan Israel mendeklarasikan 'blokade total' terhadap Gaza, penyeberangan dengan Mesir menjadi satu-satunya titik masuk dan keluar dari daerah kantong Palestina yang terkepung tersebut. Namun, Israel tak membiarkan pintu perbatasan itu beroperasi dengan mudah.
Operasional akses penyeberangan Rafah di perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir untuk sementara waktu terganggu akibat pemboman Israel. Kantor berita Reuters melaporkan bahwa satu-satunya titik penyeberangan antara Mesir dan Gaza ditutup sebagian pada hari Senin (9/10/2023), mengutip tiga pejabat keamanan Mesir dan seorang saksi.
Reuters melaporkan dari dua sumber mengatakan bahwa penyeberangan tersebut telah dibuka kembali secara penuh, sementara dua sumber lainnya mengatakan bahwa penyeberangan tersebut hanya dibuka untuk kasus-kasus kemanusiaan.
Laporan tersebut disampaikan saat Israel melakukan pemboman tanpa henti di wilayah Jalur Gaza, terutama di wilayah yang padat penduduknya, dengan 2,3 juta jiwa. Masyarakat Gaza yang berada di dekat perbatasan Rafah juga bersiap-siap menghadapi serangan Israel yang terus meningkat.
Israel telah memblokade Gaza sejak tahun 2007, membuat warga Palestina yang tinggal di sana tidak memiliki tempat untuk mengungsi. Sebelumnya pada hari Senin, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan "pengepungan total" terhadap Gaza, memutus akses terhadap air, listrik, makanan dan bahan bakar.
Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan bahwa ia sangat menyayangkan dengan pengumuman tersebut. "Meskipun saya mengakui kekhawatiran keamanan Israel yang sah, saya juga mengingatkan Israel bahwa operasi militer harus dilakukan sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional," kata Guterres.
Aksi bombardir Israel...